Berita Klaten

Keracunan MBG Klaten: Dinkes Klaten Bawa Sampel Menu ke Balai Labkesmas Yogyakarta

Sampel makanan yang diduga menyebabkan puluhan siswa SMPN 1 Wedi mengalami keracunan MBG itu kini sudah dikirim

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Seorang siswa SMPN 1 Wedi dirujuk ke RSUD Bagas Waras karena diduga mengalami keracunan menu MBG, Kamis (9/10/2025). 

Dinkes Klaten Bawa Sampel MBG ke Balai Labkesmas Yogyakarta, Tunggu Hasil Hingga Pekan Depan


Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini


TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten telah mengambil sampel makanan menu makan bergizi gratis (MBG) yang disajikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Sembung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sampel makanan yang diduga menyebabkan puluhan siswa SMPN 1 Wedi mengalami keracunan MBG itu kini sudah dikirim untuk dilakukan cek uji laboratorium. 


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan sampel makanan tersebut dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Yogyakarta pada Kamis (9/10/2025).

Sampel makanan yang diambil antara lain nasi, ayam, buah, sop, dan susu. 


"Sampel makanan sudah kami ambil dan dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Yogyakarta. Hari ini (9/10/2025) sudah kami bawa ke sana dan kemungkinan hasil bisa diketahui 5-7 hari ke depan," ucap Anggit, Kamis (9/10/2025).


Anggit menyebut berdasarkan data yang didapatkan pada pukul 11.00 WIB, tercatat ada sekitar 22 siswa yang dirujuk ke RSUD Bagas Waras.

Baca juga: Bupati Klaten Sidak SPPG Sembung dan Besuk Siswa Keracunan Menu MBG 

Di mana 18 siswa masih dirawat dan 4 pasien sudah dibolehkan pulang (rawat jalan). Meski begitu, data tersebut masih terus berjalan sebab pasien baru masih terus berdatangan. 


"Kami juga perlu mengkompilasikan (mencocokan) data yang ada di sini (RSUD Bagas Waras) dengan di Puskesmas Wedi. Karena ada yang dirujuk dari Puskesmas ke RSUD Bagas Waras, tapi ada juga yang langsung ke RSUD," jelasnya. 


Dia menyampaikan, rata-rata pasien datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan gejala yang sama.

Antara lain mual, muntah, pusing, bahkan sampai sesak napas.

Berdasarkan gejala tersebut, ia memperkirakan dugaan besar karena asupan makanan. 


"Gejalanya mual, muntah, dan diikuti sesak napas. Sehingga ada kemungkinan karena asupan makanan, kemungkinan besar," katanya. 


Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Klaten, Yoga Angga Pratama, menuturkan saat ini pihaknya tidak bisa berspekulasi apapun terkait sumber penyebab insiden dugaan keracunan menu MBG tersebut.

Sebab, kini pihaknya sedang menunggu hasil cek laboratorium dari sampel makanan yang sudah diambil Dinas Kesehatan Klaten


"Karena waktunya tidak cepat, hasil cek lab-nya mungkin baru selesai 7 hari. Oleh karena itu, kami tidak bisa menyimpulkan dulu. Akan tetapi yang penting korban sudah tertangani. Kami akan terus pantau siswa yang terkena dampak dari makanan MBG itu. Kami juga sudah data dan mengevaluasi bersama Dinkes Klaten," terang dia. 


Sementara itu, Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menyampaikan pihaknya belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terhadap insiden tersebut.

Sebab, kini pihaknya masih melakukan observasi penyebab insiden dugaan keracunan menu MBG itu terjadi. 


"Tapi kalau memang sampai fase itu nanti akan kami lihat, karena ada KLB secara medis dan kesehatan. Lalu, sesuai regulasi BGN untuk SPPG bersangkutan tidak beroperasi dulu, sampai nanti hasil investigasi keluar baru keputusan BGN seperti apa," paparnya. 


Adapun, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Titin Windiyarsih, mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Wedi masih berjalan seperti biasa. 


"Kecuali yang berizin sakit di rumah dan menjalani perawatan di rumah sakit bisa tidak mengikuti pembelajaran terlebih dahulu," tutup dia. (drm)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved