Makna Filosofis di Balik Nasi Tumpeng: Simbol Syukur dan Kemakmuran Bangsa

Tumpeng merupakan warisan budaya masyarakat Jawa yang kental dengan makna filosofi mendalam tentang kehidupan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pinterest.com
Nasi Tumpeng 

Adanya telur rebus utuh melambangkan kebulatan tekad dan awal kehidupan baru. 

Telur harus dikupas sebelum dimakan yang bermakna bahwa segala tindakan harus direncanakan terlebih dahulu.

Aneka sayuran yang berbeda diolah dengan bumbu kelapa (urap) melambangkan kehidupan yang harmonis meskipun terdiri dari beragam perbedaan.

Sebagai lambang kerukunan dan keseimbangan hidup.

Lauk ikan asin atau teri menggambarkan kebiasaan gotong royong dan kebersamaan.

Ikan teri hidup secara berkelompok yang mencerminkan semangat persatuan.

Dan yang terakhir yaitu perkedel atau tahu tempe goreng yang melambangkan kerja keras dan ketekunan untuk mencapai tujuan hidup.

Tradisi Pemotongan Tumpeng

Tradisi pemotongan tumpeng merupakan bagian seremonial yang memiliki makna simbolis.

Bagian puncak kerucut akan dipotong pertama kali dan diberikan kepada orang yang paling dihormati atau dianggap berjasa.

Tindakan ini adalah tanda terima kasih, penghormatan, dan doa agar orang tersebut selalu mendapatkan kemuliaan dalam hidup.

Pada akhirnya, nasi tumpeng ialah warisan budaya yang kaya akan nilai leluhur.

Menyajikan tumpeng tidak hanya memenuhi perut saja, tetapi juga menjadi momen penting untuk mengingat kembali nilai-nilai toleransi, keikhlasan, kerukunan, dan kekaguman atas kebesaran sang pencipta.

Nasi tumpeng mengajarkan untuk selalu bersyukur dan menjaga keharmonisan dengan alam serta sesama.

Dengan memahami maknanya, sehingga dapat turut melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai. (MG Awega Yunita Sara)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved