Makna Filosofis di Balik Nasi Tumpeng: Simbol Syukur dan Kemakmuran Bangsa

Tumpeng merupakan warisan budaya masyarakat Jawa yang kental dengan makna filosofi mendalam tentang kehidupan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Pinterest.com
Nasi Tumpeng 

TRIBUNJOGJA.COMNasi tumpeng merupakan sebuah hidangan khas Indonesia yang penyajiannya berupa nasi yang berbentuk kerucut dengan aneka lauk-pauk di sekelilingnya, bukan sekadar santapan biasa.

Tumpeng merupakan warisan budaya masyarakat Jawa yang kental dengan makna filosofi mendalam tentang kehidupan, rasa syukur, dan hubungan spiritual serta sosial.

Tumpeng selalu hadir dalam berbagai upacara adat atau perayaan penting sebagai simbol doa, harapan, dan kebersamaan.

Makna Umum Nasi Tumpeng

Secara umum, filosofi tumpeng mencerminkan sebagai berikut.

1.      Wujud Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Tumpeng adalah perwujudan kekaguman dan rasa terima kasih atas segala berkah, keberhasilan, keselamatan, dan karunia yang telah diterima. 

Ini menjadi inti dari tradisi syukuran yang menyertai penyajian tumpeng.

2.      Miniatur Filosofi Kehidupan

Bentuk kerucut nasi yang menjulang ke atas melambangkan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan. 

Sementara itu, lauk-pauk yang mengelilinginya melambangkan hubungan horizontal, yaitu hubungan antar sesama manusia dan alam semesta.

3.      Kesatuan dan Kebersamaan

Tumpeng disajikan di atas tampah besar dan dimakan bersama-sama atau dibagikan yang menjadi simbol kerukunan, gotong royong, dan berbagi kebahagiaan dalam komunitas.

4.      Harapan dan Keberuntungan

Sajian ini juga melambangkan semangat hidup, perjuangan, serta harapan akan masa depan yang lebih baik, kemakmuran, dan kesejahteraan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved