SD Nglarang Tergerus Tol, Wali Murid Tolak Shelter: Stop Jadikan Anak-anak Kami Tumbal Proyek Tol
Tempat relokasi SD Nglarang terkendala izin sehingga sekolah itu akan dipindah ke shelter untuk sementara. Namun ratusan wali murid menolak
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Ringkasan Berita:
- SDN Nglarang Sleman terancam jadi korban proyek Tol Jogja- Solo paket 2.2. Bakal tergusur, namun kegiatan belajar siswa SD itu hanya akan dipindahkan ke shelter sementara.
- Wali murid SD Nglarang menolak opsi shelter sementara, Orang tua siswa menuntut gedung baru.
- Tuntutan waii murid disertai alasan, bahwa anak-anak investasi masa depan, berhak mendapatkan pendidikan aman dan nyaman.
- Alasan PT Jasamarga: tanah relokasi yang ditetapkan terkendala perizinan, sehingga SD tidak bisa segera dibangun.
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pembangunan jalan Tol Jogja- Solo paket 2.2, yang membujur dari Juntion Sleman di Tirtoadi hingga Trihanggo menggerus sebagian Gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri Nglarang, Kabupaten Sleman.
Saat ini, lahan tempat relokasi masih terkendala izin. Karena itu, sekolah di Kelurahan Tlogoadi itu, rencananya akan dipindah untuk sementara menempati gedung shelter sebagai opsi pembelajaran.
Tolak tegas
Namun ratusan wali murid menolak dengan tegas opsi tersebut. Tulisan di dinding sekolah bahkan menggambarkan penolakan itu. "Stop Jadikan Anak-anak Kami Tumbal Proyek Tol. Jangan Gusur Sekolah Kami Sebelum Kami Mendapatkan Gedung yang Baru".
"Sudah mau dipindahkan. Jika wali muridnya oke, langsung dipindahkan ke shelter. Tapi kami gak mau. Kami minta dibuatkan gedung baru," kata Wali Murid kelas 4 SD Nglarang, Suptihatin Widyastuti, saat audiensi tindak lanjut di Kelurahan Tlogoadi, Senin (10/11/2025).
Menurut dia, shelter sebagai tempat belajar mengajar hanya pantas digunakan untuk kondisi darurat.
Di kasus SD Nglarang, tidak ada kondisi darurat. Ia bersama ratusan wali murid yang lain, bukan menolak pembangunan jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional.
Anak-anak berhak pendidikan nyaman
Namun, baginya anak-anak sebagai investasi masa depan, juga berhak mendapatkan tempat pendidikan yang aman dan nyaman.
Selama ini, warga sudah cukup bersabar. Pembangunan jalan tol yang bersebelahan gedung sekolah seringkali membuat proses belajar mengajar terganggu, dengan munculnya debu maupun suara dentuman yang mengagetkan.
Kondisi ini bahkan sempat menyebabkan ketidaknyamanannya kegiatan belajar mengajar, terutama ketika awal pembangunan, anak-anak berlari keluar kelas ketika ada suara gemuruh karena khawatir gempa.
Di sisi lain, paparan debu juga kerap kali menyebabkan anak-anak menderita sakit.
Tidak ada perhatian Dinas Pendidikan
Namun selama ini tidak pernah ada perhatian dari Dinas Pendidikan maupun pihak jalan tol. Bahkan sekedar bantuan masker pun tidak.
Menurut Suptihatin, jika pihak jalan tol mempunyai empati seharusnya mereka datang ke sekolah.
Menengok bagaimana kondisi anak-anak belajar di tengah gempuran alat berat pembangunan jalan tol.
Gedung baru!
"(Anak sakit) kita gak minta ganti rugi gak papa. Yang penting dibuatkan gedung baru. Jangan dipersulit dan tidak ada pembongkaran gedung kelas 4, 5 dan 6 sebelum dibuatkan gedung baru. Itu tuntutan kami," katanya.
| Dinkop UKM Sleman Jemput Bola Dampingi UMKM, Terima Banyak Permohonan Sertifikasi Halal |
|
|---|
| Cleberson Kembali Bergabung, PSS Sleman Siap Tempur di Markas Persiba Balikpapan |
|
|---|
| Relokasi Pedagang di Pantai Sepanjang Gunungkidul, Ini Hasil Kesepakatan Pedagang dan Pemkab |
|
|---|
| Laka Kereta di Prambanan, Masinis Bunyikan Klakson Berulang-ulang |
|
|---|
| Masih di Puncak, tapi Alarm Bahaya Mulai Menyala untuk PSS Sleman |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/SD-Nglarang-Tergerus-Proyek-TolWali-Murid-Tolak-Shelter-Buatkan-Anak-anak-Kami-Gedung-Baru.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.