Perjalanan Nungki Perkenalkan Batik Sentuhan Modern ke Kancah Global

Mengusung konsep batik abstrak kontemporer membuat produknya mudah dikenali dan punya ciri khas tersendiri.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
(MG Axel Sabina Rachel Rambing)
Khaleili Nungki (36) pemilik usaha batik abstrak kontemporer, Creative Batik di Jalan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. 

Mengusung konsep batik abstrak kontemporer membuat produknya mudah dikenali dan punya ciri khas tersendiri.

Salah satu model kain batik abstrak kontemporer dari Creative Batik, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. (sumber: Instagram @creativebatik)
Salah satu model kain batik abstrak kontemporer dari Creative Batik, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. (sumber: Instagram @creativebatik) (Instagram @creativebatik)

Hingga kini, penjualan produknya tidak hanya mencakup ragam provinsi di Indonesia, namun merambah hingga ke luar negeri.

“Terjauh itu pernah mengirim ke US (United State), Taiwan, Hongkong, Singapur itu pengiriman sendiri,” sebut Nungki,  Sabtu, (08/11/2025).

Walau demikian, usahanya tidak selalu mulus sebab ia masih banyak menemukan orang-orang yang kontra dengan jenis batik yang ia jual.

“Banyak orang menganggap batik itu klasik saja, jadi kalau liat ini (produk Creative Batik) dianggap bukan batik,” ucapnya,  Sabtu, (08/11/2025).

Padahal, sebagaimana standar aturan yang ditetapkan pemerintah bahwa yang disebut sebagai batik yaitu jika menggunakan lilin malam untuk mencanting dan dengan teknik cap maupun tulis.

Creative Batik turut menerapkan aktivitas membatik tersebut dalam produksinya.

Hanya saja UMKM ini mengkombinasikan dengan pola abstrak untuk memberi sentuhan modern dan memberi kesan yang tidak monoton.

Upaya Mendukung Usaha Mandiri Difabel


Belasan tahun bergelut dalam dunia UMKM menyadarkan Nungki tentang keberadaan UMKM lain yang dikelola oleh teman-teman difabel.

“Ternyata difabel itu banyak yang punya UMKM tapi rasanya kurang dapat sorotan, padahal mereka juga butuh diajak dan dilibatkan,” ujar,  Sabtu, (08/11/2025).

Tahun 2021 hingga 2023 Nungki sempat bergabung sebagai tenaga ahli di Dinas UMKM Kota Yogyakarta.

Dalam kurun waktu tiga tahun ia manfaatkan juga untuk mendata potensi UMKM buatan teman-teman difabel.

“Saya data satu persatu, terus ternyata ada komunitas juga, saya datangi dan ternyata mereka banyak yang tidak tahu kalau Dinas UMKM ini menerima difabel, mereka ingin juga dipromosikan,” tuturnya menyampaikan keresahan pelaku UMKM difabel, Sabtu, (08/11/2025).

Akhirnya Nungki memulai langkahnya sendiri untuk turut melibatkan para difabel dalam workshop batik yang ia selenggarakan.

“Ada namanya Program Tenaga Kerja Mandiri dibuat oleh Dinas Ketenagakerjaan dan berkolaborasi dengan Creative Batik, fokusnya untuk mencetak wirausaha mandiri di bidang batik. Di situ kami berikan akses juga untuk teman-teman difabel,” jelas Nungki,  Sabtu, (08/11/2025).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved