Mimpi Tawakkal Siswa SRMA 20 Sleman Jadi Mangaka, Manfaatkan Internet untuk Asah Skill

Dia pun memanfaatkan fasilitas internet di SRMA 20 Sleman untuk mencari referensi cerita dan karakter kartun.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
M Raihan Tawakkal saat diwawancara awak media bercerita pengalamannya menjadi siswa Sekolah Rakyat, Jumat (7/11/2025) 
Ringkasan Berita:
  • Difasilitasi internet di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, siswa bernama M Raihan Tawakkal berusaha memanfaatkannya untuk belajar menjadi seorang seniman komik atau mangaka.
  • Dia memanfaatkan fasilitas internet di SRMA 20 Sleman untuk mencari referensi cerita dan karakter kartun.
  • Plt. Direktur Ekosistem Media Kemenkomdigi, Farida Dewi Maharani, mengatakan Kemenkomdigi berkomitmen memberi dukungan dalam memberikan bantuan jaringan internet. 

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mimpi remaja laki-laki bernama M Raihan Tawakkal menjadi seorang seniman komik atau mangaka tumbuh semenjak dia masuk ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman.

Alih-alih meneruskan olahraga silat yang dia geluti sejak Sekolah Dasar (SD), Tawakkal kini justru nyaman untuk menulis cerita dan menggambar anime.

Kegemarannya itu mulai muncul disela-sela waktu luang seusai kegiatan belajar mengajar di SRMA 20 Sleman.

Untuk mengisi kebosanan saat di asrama, remaja asal Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogyakarta itu iseng menulis cerita dan menggambar karakter kartun.

"Di sini (asrama) jadi refleksi diri. Pengen jadi mangaka. Awalnya iseng-iseng gambar, lama-lama makin sering makin suka gambar. Jadi udah kepikiran buat cerita. Udah mulai nulis cerita," katanya kepada awak media, Jumat (7/11/2025).

Tawakkal menuturkan, saat ini dia ingin fokus untuk meningkatkan skill menggambar anime.

Dia pun memanfaatkan fasilitas internet di SRMA 20 Sleman untuk mencari referensi cerita dan karakter kartun.

"Di sini sangat membantu sekali. Malah lebih sering nulis dan gambar daripada (main) hp. Buka hp cuma buat nyari referensi saja," kata dia.

Sulung dari dua bersaudara ini masuk ke SRMA 20 Sleman lantaran keluarganya termasuk penerima manfaat program keluarga harapan (PKH).

Dukungan Kemenkomdigi

Plt. Direktur Ekosistem Media Kemenkomdigi, Farida Dewi Maharani, mengatakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) berkomitmen memberi dukungan dalam memberikan bantuan jaringan internet. 

Karena akses internet yang memadai akan membantu siswa-siswi dan para guru untuk mengembangkan pendidikan. 

"Masa depan bangsa ini tergantung masa depan SDM (sumber daya manusia). Maka, akses internet ini akan diberikan, sesuai arahan presiden, supaya pembelajaran lebih baik," kata Dewi seusai mengunjungi SRMA 20 Sleman, di Yogyakarta.

Dewi menilai fasilitas SRMA tidak kalah dengan fasilitas disekolah swasta unggulan.

Bahkan, kurikulum pelajaran tentang literasi digital pun menurutnya sangat bagus. 

"Sekolah yang benar- gratis dengan fasilitasnya, fasilitasnya bagus, (tidak jauh beda) dengan sekolah swasta. Jadi tidak hanya melihat fisik, kurikulumnya juga bagus," ujar Dewi. 

Dewi menegaskan, pentingnya dukungan masyarakat untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat. 

Karena, menurutnya pemerintahan Presiden Prabowo membuka akses pendidikan untuk masyarakat golongan miskin ekstrem

"Membuka akses pendidikan berkualitas, untuk anak-anak tidak mampu. Program Presiden Prabowo, memberikan kesempatan buat anak-anak (tidak mampu) yang memiliki kemampuan dan kelebihan," terang Dewi. 

Sementara, Kepala Sekolah SRMA 20 Sleman, Reti Sudarsih, menuturkan tantangan mendidik anak-anak dari kelompok desil 1 dan 2. 

Diakuinya, para guru di SRMA 20 Sleman sampai menginap di sekolah sampai dua minggu. 

"Para guru sempat fokus tinggal di sini selama dua minggu pertama, karena banyak anak-anak yang ingin pulang. Namun, setelah diberikan pendampingan dan pengertian, akhirnya mereka menjadi betah di sini," kata Reti di tempat yang sama. 

Namun demikian, dia merasa lega lantaran pemerintah membantu memberikan bantuan fasilitas mulai dari laptop, smart board, hingga jaringan internet. 

"Internet kita diberikan dukungan langsung dari Bu Meutya. Dapat bantuan internet, 100 Mbps, sentralnya di asrama dan di kelas," pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved