Sri Sultan HB X Lantik Sembilan Pejabat Baru DIY, Tegaskan Sinergi Antargenerasi dalam Birokrasi

Sultan Hamengku Buwono X, melantik sembilan pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Daerah DIY

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Dok Istimewa
PELANTIKAN : Para pejabat pimpinan tinggi pratama yang baru dilantik berfoto bersama seusai upacara pelantikan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin (3/11/2025). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik sembilan pejabat baru, termasuk Kepala Dinas Kesehatan dan Paniradya Pati DIY, sebagai bagian dari upaya penyegaran birokrasi dan penguatan tata kelola pemerintahan daerah. (Tribunjogja.com/ Ist) 

 

Ringkasan Berita:
  • Sri Sultan HB X melantik sembilan pejabat baru Pemda DIY sebagai langkah penyegaran birokrasi dan penguatan tata kelola pemerintahan berbasis pelayanan publik berkualitas.
  • Rotasi dan promosi jabatan strategis dilakukan, termasuk Kurniawan sebagai Paniradya Pati DIY dan Danang Setiadi menjadi Kepala Bappeda DIY.
  • Sultan tekankan sinergi lintas generasi, kolaborasi, dan kerja berbasis hasil agar birokrasi DIY lebih adaptif, inovatif, dan berdampak nyata bagi masyarakat

TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melantik sembilan pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Daerah DIY dalam upacara yang digelar di Bangsal Kepatihan, Senin (3/11/2025). 


Pelantikan ini menandai langkah penyegaran birokrasi dan penguatan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik berkualitas.


Pelantikan tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur DIY Nomor 200/PEM.D/UP/D.IV/2025 tertanggal 31 Oktober 2025 tentang Pengangkatan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. 


Dalam keputusan itu, Sri Sultan menetapkan sembilan pejabat yang mengisi posisi strategis di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD).


“Pengisian jabatan ini merupakan bagian dari sistem merit dalam manajemen ASN untuk menjamin profesionalitas dan objektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan,” tertulis dalam keputusan gubernur tersebut.


Dari sembilan pejabat yang dilantik, sebagian merupakan hasil rotasi antarposisi strategis, sementara lainnya merupakan promosi dari jabatan sebelumnya.

Kurniawan, S.Sos., S.E.Akt., M.Ec.Dev., yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, kini dipercaya sebagai Paniradya Pati DIY. 


Posisi yang ditinggalkan Kurniawan kini diisi oleh Ir. Syam Arjayanti, M.P.A., yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.


Adapun kursi yang ditinggalkan Syam kini diemban oleh Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si., yang sebelumnya menjabat Paniradya Pati DIY.


Sementara itu, Drs. Noviar Rahmat, M.Si., yang sebelumnya menjabat Kepala Pelaksana BPBD DIY, kini menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan.


Jabatan Kepala Pelaksana BPBD DIY kemudian diisi oleh Agustinus Ruruh Haryata, S.H., S.T., M.Kes., sebelumnya Kepala Bidang Penataan, Pengkajian, dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.


Selain rotasi, sejumlah pejabat mendapat promosi ke jenjang lebih tinggi. 


Danang Setiadi, S.I.P., M.T., kini diangkat menjadi Kepala Bappeda DIY, menggantikan jabatan lamanya sebagai Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY. Jabatan yang ia tinggalkan kini diisi oleh Nuri Achadiyanti, S.H., M.Si., yang sebelumnya Penata Perizinan Ahli Madya di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY.


Di jajaran sekretariat daerah, Agnes Dhiany Indria Sari, S.E., M.M., sebelumnya Kepala Balai Pengelolaan Terminal dan Perparkiran Dinas Perhubungan DIY, kini dipercaya menjadi Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Setda DIY.


Satu jabatan penting lainnya, Kepala Dinas Kesehatan DIY, kini dijabat oleh Dr. Gregorius Anung Trihadi, M.P.H., yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan di dinas yang sama.


Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya sinergi antara generasi senior dan junior di lingkungan birokrasi.


 Ia menilai perbedaan karakter generasi bukan halangan, melainkan peluang untuk memperkuat pemerintahan yang adaptif dan inovatif.


Menurut Sultan, semangat lintas generasi harus diterjemahkan dalam pola kerja birokrasi yang kolaboratif. 


Pengalaman para senior perlu berpadu dengan daya pikir cepat dan penguasaan teknologi generasi muda.


“Di antara keduanya tersimpan peluang besar untuk saling melengkapi: yang tua mempertahankan nilai, yang muda menyalakan inovasi. Ketika pengalaman berpadu dengan keberanian, dan kearifan bertemu dengan kreativitas, maka lahirlah birokrasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga relevan, adaptif, dan visioner,” tuturnya.


Sultan juga menyinggung konsep 

Manunggaling Kawula lan Gusti sebagai refleksi hubungan ideal antara pemimpin dan masyarakat. Dalam konteks birokrasi, ia menafsirkan “Gusti” bukan sekadar figur, melainkan semangat kepemimpinan yang hadir di tengah rakyat.


“Gusti atau pemimpin harus dengan ringan kaki turun ke bawah, berdialog dengan kawula. Kepala OPD harus bertipe work leader dan menjadi role model bagi bawahannya, agar mereka termotivasi berpikir cerdas, bergerak cepat, dan bekerja giat,” ujarnya.


Dalam arahannya, Sultan juga menggarisbawahi pentingnya pembangunan yang berfokus pada hasil nyata dan berdampak langsung bagi masyarakat. 


Ia menegaskan bahwa setiap kebijakan dan anggaran harus terintegrasi dalam satu ekosistem kerja yang berorientasi pada hasil (result-oriented governance).


“Keberhasilan tidak diukur dari banyaknya kegiatan, tetapi dari dampak yang dirasakan masyarakat. Setiap rupiah anggaran harus memberi manfaat konkret bagi rakyat,” katanya.


Sebelum menutup sambutan, Sultan mengutip puisi Khalil Gibran untuk menggugah makna bekerja dengan cinta dan pengabdian.


“Apakah artinya bekerja dengan pengabdian?

Yaitu membangun rumah dengan penuh kesayangan, seakan-akan kekasihmulah yang akan menghuni rumah itu.”

Sultan mengajak para pejabat yang baru dilantik untuk menapaki jabatan baru dengan semangat pengabdian dan kolaborasi lintas generasi.

 


“Marilah kita terus belajar memadukan potensi lintas generasi dan menemukan bentuk-bentuk inovasi yang memberi manfaat bagi rakyat dan daerah,” pungkasnya. (han)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved