Ada Apa dengan Gunung Merapi?

Ada apa dengan Gunung Merapi saat ini? Menurut BPPTKG, Gunung Merapi tidak menunjukkan aktivitas yang luar biasa

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Dok. BPPTKG Yogyakarta
STATUS GUNUNG MERAPI - Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) Minggu (2/11/2025) sejak pagi hingga sore hari. 
Ringkasan Berita:
  • BPPTKG Yogyakarta sebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih wajar
  • Sebelumnya terjadi rentetan awan panas guguran terjadi di Gunung Merapi, Minggu (2/11/2025)
  • Aktivitas Merapi tidak menunjukkan tren peningkatan terus-menerus, sehingga status Merapi masih Siaga (level III).

 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ada apa dengan Gunung Merapi saat ini?

Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi tidak menunjukkan aktivitas yang luar biasa.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan aktivitas Gunung Merapi yang sedang erupsi ini masih tergolong wajar. 

“Kejadian seperti ini, mungkin nggak sering, tetapi pernah terjadi, ya sesekali. Memang fluktuatif ya, kadang intensitasnya biasa, stabil, kemudian terkadang meningkat seperti pada saat ini,” katanya, Minggu (2/11/2025).

Berdasarkan data seismik, fluktuasi aktivitas Merapi tidak menunjukkan tren peningkatan terus-menerus.

Sehingga, status Gunung Merapi saat ini masih Siaga (level III).

“Fluktuasi dari erupsi Gunung Merapi yang saat ini ditunjukkan dari data seismik, itu tidak menerus peningkatannya, tidak berlanjut sampai saat ini. 

“Ini hanya fluktuasi biasa saja, dan yang penting jaraknya masih aman buat masyarakat beraktivitas. Dan aktivitas erupsinya juga tidak menunjukkan tren peningkatan,” sambungnya.

Potensi bahaya yang bisa diperkirakan saat ini masih seperti penilaian sebelumnya.

Potensi bahaya untuk erupsi saat ini terjadinya awan panas sampai dengan jarak 7 km ke arah Kali Krasak, kemudian 5 km ke arah Kali Boyong, dan 5 km ke arah Kali Gendol. 

Awan panas guguran yang terjadi hari ini maksimal jarak luncurnya 2.500 meter, sehingga masih jauh dari pemukiman dan aman bagi masyarakat.

Agus menambahkan hujan yang terjadi beberapa waktu terakhir menjadi salah satu pemicu peningkatan aktivitas Gunung Merapi

Kendati demikian, intensitas hujan di lereng Gunung Merapi tidak terlalu besar. 

Di samping itu, kandungan abu vulkanik sedikit.

“Sudah beberapa tahun terakhir ya, ternyata lahar di Merapi ini tidak mengkhawatirkan. Jadi ini barangkali karena kandungan abu vulkanik yang ada di material deposit awan panas yang itu menjadi sumber lahar itu sedikit kandungan abunya,” imbuhnya. 

“Kemudian juga barangkali intensitas hujan juga tidak terlalu besar, sehingga bisa memobilisir endapan awan panas yang memang kandungan abunya sudah sedikit itu. 

Rentetan awan panas

Sebelumnya, rentetan awan panas guguran (APG) Gunung Merapi yang sebelumnya dilaporkan telah terjadi rentetan awan panas guguran terjadi di Gunung Merapi, Minggu (2/11/2025) masih wajar.

Sebagai informasi, awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 11.04, estimasi jarak luncur 2.500 meter, dengan amplitudo maksimal 59 mm dan durasi 279,5 detik. 

Selanjutnya pada pukul 11.11 terjadi APG dengan estimasi jarak luncur 2.000 meter, dengan amplitudo maksimal 50 mm dan durasi 236,4 detik.

Awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 14.27 mengarah ke barat daya, dengan jarak luncur 2.000 meter, amplitudo maksimal 27 mm dengan durasi 197 detik.

Kemudian pada pukul 15.00 terjadi awan panas guguran, estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya, dengan amplitudo maksimal 12,48 mm dan durasi 142,66 detik.

Awan panas guguran selanjutnya terjadi pada pukul 16.08, dengan estimasi jarak luncur 1.700 meter ke arah barat daya, dengan amplitudo maksimal 34,7 mm durasi 168,62 detik.

Pada pukul 17.21 kembali terjadi awan panas guguran, dengan estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya, dengan amplitudo maksimal 47,98 mm durasi 150,68 detik.

Gunung Merapi ada di mana?

Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Di Jawa Tengah, kawasan Gunung Merapi masuk dalam wilayah:

  • Kabupaten Magelang
  • Klaten
  • Boyolali

Sedangkan di Yogyakarta berada di wilayah Kabupaten Sleman, yang berjarak sekitar 28 km di utara Kota Yogyakarta.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved