Permintaan Dropping Air Bersih di Kulon Progo Menurun di 2025, Hanya 16 Tangki yang Tersalurkan

Menurut Budi, permintaan dropping air bersih di tahun ini turun signifikan, bahkan sangat minim dibandingkan tahun sebelumnya.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
ARMADA AIR BERSIH: Armada tangki air bersih milik BPBD Kulon Progo terparkir di halaman Kantor Kalurahan Tayuban, Kapanewon Panjatan, Kamis (23/10/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo masih melayani permintaan distribusi (dropping) air bersih meski sudah memasuki musim penghujan. Meski begitu ada penurunan permintaan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulon Progo, Budi Prastawa mengatakan ada 2 titik yang disebut masih "langganan" dropping air bersih.

"Pertama di Padukuhan Sumbersari, Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang; kedua di Padukuhan Junut, Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh," kata Budi ditemui pada Kamis (23/10/2025).

Sejauh ini sudah 16 dari 24 tangki air bersih yang disediakan BPBD Kulon Progo yang telah disalurkan sejak September hingga Oktober ini. Masih ada 50 tangki dari Baznas dan 30 tangki Dinsos DIY yang menjadi cadangan.

Menurut Budi, permintaan dropping air bersih di tahun ini turun signifikan, bahkan sangat minim dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunannya terlihat dari jumlah warga yang terdampak kekeringan.

"Tahun lalu ada lebih dari 1.000 jiwa yang terdampak, sedangkan tahun ini kurang dari 500 jiwa," ungkapnya.

Minimnya permintaan disebabkan oleh masa musim kemarau yang pendek dan hujan masih tetap terjadi. Kondisi itu membuat wilayah yang sebelumnya kerap kekeringan, tahun ini lebih aman.

Meski sudah memasuki musim penghujan, BPBD Kulon Progo memastikan tetap melayani permintaan dropping air bersih. Apalagi diperkirakan masih ada beberapa titik yang membutuhkan air bersih.

"Tetap kami pantau apakah masih ada wilayah yang membutuhkan air bersih," ujar Budi.

BPBD Kulon Progo saat ini semakin memfokuskan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Sebab pertengahan Oktober ini sudah memasuki awal musim penghujan, di mana dampaknya mulai dirasakan.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Setiawan Tri Widada mengatakan kesiapsiagaan salah satunya dilakukan lewat Apel Siaga Relawan. Kegiatannya dilakukan di Balai Kalurahan Tayuban, Kapanewon Panjatan, Kamis ini.

"Apel Siaga Relawan ini kami manfaatkan untuk melakukan konsolidasi dengan para relawan dari seluruh kalurahan," jelas Setiawan.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved