Kisah Inspiratif
Cerita Warga Bantul Mengubah Sampah Kantong Plastik Jadi Rajutan Aksesoris
Rajut Nusa mengubah sampah kantong plastik menjadi aksesoris rajutan yang bernilai jual tinggi.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM – Dari kawasan Soragan, Bantul, lahir terobosan bagaimana meredam populasi sampah plastik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Inilah Rajut Nusa, buah pikir dari tangan dingin Natalia Wibowo (38).
Natalia melihat gunungan sampah bukan sebagai akhir, melainkan suatu potensi bahan baku.
Kepedulian mendalamnya terhadap populasi limbah plastik di Tanah Air memicu inovasi ini.
Ia menyadari fakta pahit bahwa selama ini, limbah yang dominan didaur ulang hanyalah botol plastik.
Sementara kantong plastik bekas yang kita gunakan setiap hari jarang mendapat perhatian, bahkan cenderung terabaikan.
Namun, bagi Natalia, Rajut Nusa bukan hanya sekadar solusi lingkungan. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban pribadi.
"Saya dulu sempat bekerja di suatu perusahaan bahan kimia. Saya rasa itu kurang baik untuk lingkungan, jadi ini (Rajut Nusa) semacam responsibillity dari saya." jelasnya, Minggu, (19/10/2025).
Dengan komitmen itu, Rajut Nusa mengubah sampah kantong plastik menjadi aksesoris rajutan yang bernilai jual tinggi.
Filosofi produksi mereka pun sangat tegas yaitu meminimalisir penggunaan energi.
Seluruh proses dilakukan secara manual, mengandalkan ketekunan tangan para perajin, tanpa campur tangan mesin.
Dengan cara ini, Rajut Nusa tidak hanya mengurangi populasi limbah yang berakhir di lingkungan dan lautan.
Lebih jauh, mereka menghadirkan opsi yang bertanggung jawab dan lebih etis sebagai pengganti aksesoris fast fashion yang berdampak buruk pada kelestarian alam.
Setiap rajutan adalah pengingat bahwa perubahan besar dapat dimulai dari selembar sampah plastik yang terabaikan.
Misi Pemberdayaan
Misi Rajut Nusa ternyata tidak berhenti hanya pada upaya daur ulang limbah kantong plastik.
Kehadirannya justru disertai dengan sebuah misi sosial yang jauh lebih dalam, yaitu pemberdayaan wanita.
"Produk kami semuanya buatan tangan oleh para perajin wanita lokal, termasuk para ibu dari anak-anak penyandang disabilitas," jelas Natalia saat ditemui, Minggu, (19/10/2025).
Melalui Rajut Nusa, Natalia memiliki keinginan kuat untuk memberikan mereka kesempatan untuk bekerja dari rumah dan mendapatkan penghasilan yang layak.
Ia bercerita bahwa para ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas seringkali harus menghabiskan seluruh waktu mereka di rumah, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk beraktivitas atau berkarya di luar.
Lewat pemberdayaan ini, para ibu dan perajin lokal ini tidak hanya mendapatkan penghasilan, tetapi juga terus mengasah daya berpikir kreatif.
Mereka diajak untuk mendesain dan menciptakan kembali produk sehari-hari yang bernilai tinggi dari limbah kantong plastik yang terbuang. (MG|AXEL SABINA RACHEL RAMBING).
Baca juga: Jogja Life Cycle Sulap Sampah Plastik Jadi Aneka Perabotan dan Kerajinan Bernilai Ekonomi
| Cerita Usaha Pinggir Jalan Menjawab Budaya Nongkrong Mahasiswa Yogyakarta |
|
|---|
| Wanita Asal Gunungkidul Sukses Perkenalkan Batik hingga ke Jepang |
|
|---|
| Cerita Mbah Sastro Warga Magelang Berusia 103 Tahun, Ungkap Rahasia Umur Panjang |
|
|---|
| Kisah Penjual Basreng Alun-Alun Kidul Yogyakarta dari Digendong hingga Naik Motor |
|
|---|
| "Teman Bisik" Hadirkan Euforia Baru bagi Difabel Netra di Stadion Maguwoharjo |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.