ACT! Project dan Narasi Academy Ajak Mahasiswa UGM Wujudkan Gaya Hidup Berkelanjutan
Tujuannya membangun kesadaran kritis agar anak muda mampu memahami dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari produk yang mereka konsumsi
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setiap tegukan teh dan gigitan cokelat menyimpan cerita panjang tentang petani, lingkungan, dan pilihan konsumen. Kesadaran itulah yang ingin dibangun ACT! Project bersama Narasi Academy melalui rangkaian Workshop Class dan Talk Show bertema “Konsumsi Sadar, Gaya Hidup Berkelanjutan” di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM, dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) UGM Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D.
Acara ini diikuti ratusan mahasiswa dan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, yakni Manager Consumer Campaign and Engagement Rainforest Alliance, Margareth Meutia; pendiri Agradaya, Asri Saraswati Iskandar; content creator, Danang Giri Sadewa; serta pendiri Tea n Tales, Sri Wahyuni.
Kolaborasi ACT! Project dan Narasi Academy memadukan fokus penguatan konsumsi berkelanjutan dengan pendekatan kreatif yang dekat dengan generasi muda.
Tujuannya membangun kesadaran kritis agar anak muda mampu memahami dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari produk yang mereka konsumsi—mulai dari kopi, teh, cokelat, hingga minyak kelapa sawit.
Pada sesi Workshop bertajuk “Good Taste, Good Impact: Pilihan Konsumsi untuk Keberlanjutan Lingkungan”, pendiri Agradaya, Asri Saraswati Iskandar, mengajak peserta memahami perjalanan panjang komoditas dari petani hingga menjadi produk siap konsumsi.
Ia menekankan bahwa kesadaran terhadap keberlanjutan bukan sekadar tren, melainkan bentuk tanggung jawab terhadap bumi.
“Konsumsi berkelanjutan bukan sekadar tren, tapi sebuah kesadaran. Dari segelas teh, kita bisa belajar bahwa setiap pilihan kecil yang kita buat punya dampak besar bagi petani, lingkungan, dan masa depan bumi,” ujar Asri.
Mahasiswa kemudian diajak mengikuti sesi interaktif “Blend Your Own Tea” untuk meracik teh versi mereka sendiri, menggunakan produk Tea n Tales yang telah bersertifikasi Rainforest Alliance.
Melalui kegiatan ini, peserta belajar mengenali makna sertifikasi berkelanjutan dan pentingnya keterlacakan produk.
Pendiri Tea n Tales, Sri Wahyuni, menuturkan bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari langkah sederhana dalam keseharian.
Ia mengingatkan bahwa teh bukan sekadar komoditas, tetapi bagian dari peradaban yang harus dijaga kelestariannya.
“Sustainability penting karena banyak sekali hal buruk yang akan terjadi jika lingkungan tidak dikelola dengan baik yaitu konversi lahan, erosi tanah, penggunaan pestisida, menghilangnya keanekaragaman hayati jika tidak dikelola dengan baik sehingga berujung pada menurunnya kualitas tanah, sumber air yang tercemar, dan berkurangnya ketahanan ekonomi bagi petani. Karena itulah sustainability bukan sekadar label melainkan cara untuk menjaga ekosistem, keamanan sumber pangan, mata pencaharian, dan keberlangsungan generasi mendatang,” jelas Wahyuni.
Setelah sesi Workshop, acara dilanjutkan dengan Talk Show bertema “Konsumsi Kita, Tanggung Jawab Siapa?” yang menghadirkan Margareth Meutia dari Rainforest Alliance dan content creator Danang Giri Sadewa.
Keduanya menyoroti peran penting generasi muda dalam mengubah pola konsumsi menuju keberlanjutan.
Meutia menekankan bahwa transformasi konsumsi di Indonesia sangat bergantung pada kesadaran generasi muda.
Setiap keputusan membeli atau mengonsumsi produk, sekecil apapun, berkontribusi terhadap rantai dampak yang luas—mulai dari petani hingga lingkungan global.
“Jika kita ingin menjamin kelestarian dan terus mengonsumsi kopi, teh, cokelat, juga produk yang mengandung minyak kelapa sawit, kita bisa berkontribusi pada hal tersebut dengan memastikan produk itu diproduksi dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan, dan salah satu cara untuk menjaminnya adalah melalui penerapan sertifikasi,” kata Meutia.
Ia menambahkan, generasi muda memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan yang dapat memperkuat budaya konsumsi bertanggung jawab di masyarakat.
Sementara itu, Danang Giri Sadewa menilai bahwa gaya hidup berkelanjutan tidak harus dianggap rumit.
Justru, menurutnya, kesadaran konsumsi dapat menjadi bagian dari tren positif yang identik dengan anak muda.
“Anak muda punya kekuatan besar untuk menciptakan tren baru. Untuk itu diharapkan adanya konsumsi dengan penuh kesadaran dan itu bukan gaya hidup yang ribet, tapi justru bikin kita lebih keren karena kita tahu pilihan kita membawa dampak positif,” ujar Danang.
Dalam sesi “Ditantang Danang”, peserta dibagi menjadi empat kelompok—kopi, teh, cokelat, dan kelapa sawit—untuk menciptakan jargon ajakan konsumsi berkelanjutan.
Sesi ini menjadi wadah kreatif bagi mahasiswa menyalurkan ide sekaligus memperkuat pemahaman mereka tentang keberlanjutan.
Menumbuhkan gerakan sadar konsumsi lintas kampus
Rangkaian kegiatan di UGM menjadi bagian dari upaya berkelanjutan ACT! Project dan Narasi Academy membangun komunitas anak muda yang kritis, peduli, dan siap menjadi pelopor tren konsumsi berkelanjutan di kampus maupun lingkungannya. Kolaborasi ini akan dilanjutkan ke sejumlah kampus lain, termasuk di Bali.
ACT! Project sendiri merupakan inisiatif yang digagas oleh Rainforest Alliance, Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), dan Cocoa Sustainability Partnership (CSP), dengan dukungan Uni Eropa melalui program SWITCH-Asia.
Program ini berfokus pada peningkatan permintaan pasar terhadap produk kopi, teh, cokelat, dan kelapa sawit yang memenuhi prinsip keberlanjutan, sekaligus mengurangi dampak sosial dan lingkungan dari rantai produksinya.
Melalui inisiatif tersebut, pesan sederhana namun penting kembali digaungkan: setiap pilihan konsumsi adalah keputusan yang menentukan arah keberlanjutan bumi—dan perubahan itu bisa dimulai dari secangkir teh di tangan generasi muda. (*)
| Mengapa MacBook Air M1 Tetap Jadi Andalan di 2025 |
|
|---|
| Lenovo ThinkPad L13 Yoga Gen 4: Review, Spesifikasi, dan Rekomendasi |
|
|---|
| Cara Memilih Laptop Seperti Apa yang Cocok Untuk Para Mahasiswa Teknik |
|
|---|
| Cari Laptop Gaming Overkill? ROG G18 Jawaban Paling Masuk Akal |
|
|---|
| Polisi Tangkap Pembuang Bayi dalam Kardus di Ngemplak Sleman, Pelaku Pasangan Mahasiswa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/Project-dan-Narasi-Academy-Ajak-Mahasiswa-UGM-Wujudkan-Gaya-Hidup-Berkelanjutan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.