Tren ISPA di Gunungkidul Meningkat di Masa Peralihan Musim, Sekolah Jadi Lokasi Rawan Penularan

Dinas Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai potensi penyebaran ISPA di tengah perubahan cuaca yang berlangsung cepat dan tidak menentu.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM / Nanda Sagita
Foto dok ilustrasi. Siswa memakai masker. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Memasuki masa pancaroba, tren keluhan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kabupaten Gunungkidul menunjukkan peningkatan. Sekolah disebut sebagai ruang yang rawan terjadi penularan.

Dinas Kesehatan meminta masyarakat mewaspadai potensi penyebaran di tengah perubahan cuaca yang berlangsung cepat dan tidak menentu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidiq Heru Sukoco, mengatakan  potensi penularan rentan  ditemukan di lingkungan sekolah.

Sidiq menyebut ada laporan dari salah satu sekolah di Kapanewon Ngawen, di mana puluhan siswa mengalami gejala batuk, pilek, hingga demam dalam waktu hampir bersamaan.

“Karena kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga berpengaruh terhadap kesehatan para siswa,” ujarnya, pada Senin (13/10/2025).

Ia menjelaskan, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi menjelang musim penghujan membuat daya tahan tubuh sebagian warga menurun. Terlebih, pancaroba ditandai dengan suhu panas yang tiba-tiba disusul hujan, sehingga rentan memicu penularan penyakit pernapasan.

Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Dinas Kesehatan meminta masyarakat dan pihak sekolah memperketat pola hidup bersih dan sehat. Menjaga kebersihan lingkungan, memastikan asupan gizi terpenuhi, serta membiasakan aktivitas fisik dinilai penting untuk menjaga imunitas.

“Jangan lupa berolahraga agar tubuh tetap vit. Sebab saat vitalitas terjaga maka tidak mudah terserang penyakit,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menyampaikan bahwa wilayah Gunungkidul saat ini masih berada dalam masa pancaroba. Berdasarkan koordinasi dengan BMKG DIY, musim hujan diperkirakan mulai masuk pada dasarian ketiga Oktober ini.

Ia juga mengingatkan masyarakat tidak hanya mewaspadai penyakit, tetapi juga potensi bencana seperti angin kencang dan pohon tumbang akibat intensitas hujan yang mulai meningkat.

“Akhir bulan sudah memasuki musim hujan. Adapun sekarang masih dalam masa pancaroba atau peralihan dari kemarau ke penghujan,” katanya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved