Kisah Disabilitas Irma Suryati, Sukses Berbisnis dan Menggandeng Sesama Lewat Kain Perca

Tahun 2007, setelah berhasil memproduksi ratusan keset bersama kawan-kawan disabilitas, Irma mencoba peruntungan dengan membawa produk ke Pasar Tanah Abang.

Pada bulan Agustus, setelah turun dari bus pukul lima subuh, Irma dan kerabatnya menunggu pasar buka dalam kondisi banjir selutut. Mereka duduk di emperan Pasar Tanah Abang, bersandar pada lima karung keset yang dibawa.

Seperti adegan film, Irma mengenang saat tiba-tiba angin kencang berembus dan menerbangkan benda-benda ke udara. Sebuah koran menempel di pipinya dan menjadi titik balik kehidupannya.

“Koran itu menempel di pipi saya dengan tulisan ‘Lomba Wirausaha Muda Teladan Tingkat Nasional’ oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga di Universitas Indonesia,” kenangnya bersemangat.

Lewat ajang tersebut, Irma meraih juara satu dan menjadi bagian dari UMKM Center di Universitas Indonesia. “Sejak itulah bisnis saya mulai dikenal sampai internasional,” imbuhnya.

Disabilitas Menjahit Asa

Irma kemudian menunjukkan beberapa video yang menampilkan proses rekan-rekan disabilitas menghasilkan karya.

Salah satu yang ia kenalkan adalah Dewi, seorang perempuan tanpa kedua tangan. Dengan kedua kakinya, Dewi menggunting pola kain dengan telaten lalu menjahitnya menggunakan mesin jahit.

“Kami memodifikasi mesin jahit itu secara khusus,” jelas Irma.

Menurutnya, penyandang disabilitas bila diberi kesempatan justru mampu memiliki imajinasi lebih dibandingkan non-disabilitas.

Mereka adalah orang-orang yang pantang menyerah, tidak betah berdiam diri di rumah, dan sanggup melampaui batasan yang dilekatkan pada mereka. (MG Sofia Natalia Zebua)