Waspada Bencana, Pengelola Destinasi Wisata di Gunungkidul Diminta Siapkan Mitigasi
Langkah ini penting mengingat sebagian besar destinasi wisata di wilayah ini berada di kawasan rawan longsor dan banjir.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Memasuki masa peralihan menuju musim hujan, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul mengimbau seluruh pengelola destinasi wisata untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah mitigasi terhadap potensi bencana alam.
Langkah ini penting mengingat sebagian besar destinasi wisata di wilayah ini berada di kawasan rawan longsor dan banjir.
Kepala Dispar Gunungkidul, Oneng Windu mengatakan, berdasarkan prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan mulai turun pada akhir Oktober 2025.
Kondisi tersebut perlu diantisipasi, terutama bagi destinasi yang berada di wilayah perbukitan karst, jalur tebing, maupun pesisir pantai.
“Kami minta pengelola wisata memperhatikan keselamatan pengunjung dengan melakukan pengecekan fasilitas dan jalur evakuasi. Segera lakukan penanganan jika ada sarana yang rusak atau berpotensi membahayakan,” katanya, pada Selasa (7/10/2025).
Ia menambahkan, sejumlah objek wisata alam di Gunungkidul seperti Goa Pindul, Pantai Siung, Pantai Baron, dan kawasan Nglanggeran menjadi lokasi yang perlu perhatian khusus.
Pengelola diimbau melakukan pemangkasan pohon rawan tumbang, memperkuat tebing di area parkir, serta menyiapkan papan peringatan di titik berisiko.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPBD, SAR Satlinmas, dan aparat kalurahan untuk memperbarui peta rawan bencana di sekitar destinasi wisata.
“Tujuannya agar mitigasi lebih terarah dan petugas di lapangan siap jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem,” ujar dia.
Menurut dia, kesiapsiagaan menjadi bagian penting dalam menjaga kepercayaan wisatawan, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya menjadi puncak kunjungan. Dinas Pariwisata juga akan melakukan pemantauan lapangan secara berkala guna memastikan standar keamanan dan keselamatan wisata tetap terpenuhi.
“Musim hujan tidak boleh menghambat kegiatan wisata, tetapi harus dihadapi dengan kesiapan dan sistem peringatan dini yang baik,” terangnya.
Sementara itu, Pengelola Goa Pindul, Arif Sulistyo mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan rutin pada peralatan penyelamatan dan jalur evakuasi di sekitar goa. Ia juga menyiapkan sistem informasi darurat berbasis grup komunikasi untuk memantau kondisi cuaca harian.
“Begitu ada peringatan hujan deras atau debit air meningkat, aktivitas wisata langsung kami hentikan sementara demi keselamatan pengunjung,” tutupnya (ndg)
Mengenal Sesar Aktif di Bogor dan Cara Masyarakat Bisa Lebih Siaga |
![]() |
---|
45 Anggota PHRI DIY Bertolak ke Bekasi untuk Promosi Mandiri dalam Table Top |
![]() |
---|
Gunungkidul Tourism Fest 2025 Digelar di Desa Wisata Watu Sigar, Ini Target Dinas Pariwisata |
![]() |
---|
Bangun Kepariwisataan DIY, Begini Penegasan Sultan soal Peran Lembaga Pariwisata Daerah |
![]() |
---|
Sri Sultan Paparkan Visi Pariwisata DIY 2026–2045: Berkualitas hingga Berdaya Saing Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.