Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Masih Rendah, Siap-siap Terjadi Lonjakan di Musim Tanam

Serapan pupuk subsidi masih tergolong rendah karena sebagian besar petani belum melakukan aktivitas tanam.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
JELANG TANAM: Foto dok ilustrasi. Petani Gunungkidul mulai menyiapkan lahan untuk sambut musim tanam ketika hujan tiba, pada Minggu (22/9/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL — Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul menargetkan serapan pupuk bersubsidi mencapai 90 persen pada musim tanam kali ini. Kebutuhan pupuk diprediksi meningkat seiring masuknya musim tanam pada Oktober, terutama di lahan tadah hujan.

Sekretaris DPP Gunungkidul Raharjo Yuwono, mengatakan bahwa hingga Juni 2025, serapan pupuk subsidi masih tergolong rendah karena sebagian besar petani belum melakukan aktivitas tanam.

“Petani baru akan memanfaatkan pupuk subsidi ketika mulai tanam, dan puncaknya diperkirakan terjadi pada Oktober hingga Desember,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

Berdasarkan data realisasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga Juni 2025, pupuk urea terserap sebanyak 1.596,768 ton dari alokasi 19.317 ton atau baru 8,27 persen. Sementara itu, pupuk NPK terserap 1.964,242 ton dari 17.251 ton atau 11,39 persen, dan NPK formula khusus belum terserap sama sekali dari total alokasi 18 ton.

Dia menjelaskan, rendahnya serapan pupuk pada semester pertama merupakan pola yang lazim terjadi setiap tahun. Hal ini disebabkan sebagian besar lahan di Gunungkidul merupakan tadah hujan, sehingga masa tanam bergantung pada curah hujan.

“Begitu hujan turun dan lahan mulai diolah, permintaan pupuk akan meningkat tajam. Kami perkirakan serapan bisa mendekati 90 persen di akhir tahun,” katanya.

Musim tanam kali ini diperkirakan mencakup sekitar 50.000 hektare lahan pertanian. Pemerintah daerah memastikan ketersediaan pupuk subsidi mencukupi dan telah disalurkan ke pengecer resmi di setiap kapanewon.

Selain memastikan distribusi pupuk berjalan lancar, pihaknya juga terus melakukan pengawasan agar penyaluran tepat sasaran. Upaya ini melibatkan petugas penyuluh lapangan dan kelompok tani di tingkat kalurahan.

“Kami ingin memastikan pupuk benar-benar diterima petani yang berhak sesuai data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” urainya (ndg)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved