Dua Dapur SPPG di Gunungkidul Ditutup Imbas Kasus Keracuan MBG
Kedua dapur yang ditutup atas arahan Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut ialah Dapur SPPG Jeruksari dan Dapur SPPG Siraman.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
Ia menjelaskan penyempurnaan dapur meliputi pemasangan grease trap atau alat penjebak minyak dan lemak (lemak) yang terpasang pada sistem pembuangan air limbah dapur, wastafel di sejumlah titik, pemasangan karpet karet pada lantai agar tidak licin, hingga penyediaan tempat sampah yang memadai.
"Kemudian, kami juga diminta untuk melengkapi sertifikat SLHS yang sudah kami lakukan dan sudah selesai. Kemudian, juga diminta melengkapi sertifikasi halal yang mana besok akan adalah pelatihan dari Kemenag. Jika, proses itu semua selesai, maka SPPG bisa beroperasi kembali. Mungkin membutuhkan waktu dua atau tiga hari ini bisa beroperasi lagi. Untuk keluarnya sertifikat halal memang membutuhkan waktu 1-2 bulan," ucapnya.
Selama operasional ditutup sementara, kata dia, aktivitas dapur tetap berjalan. Para karyawan tetap masuk untuk membersihkan ompreng, tempat makan sebagai wadah MBG tersebut.
"Aktivitas tetap ada, terutama untuk membersihkan ompreng yang ada, karyawan tetap masuk. Kemarin baru dapat ompreng dari Polda," ucapnya. (ndg)
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)
Penutupan Dapur SPPG
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keracunan Massal
Guru Besar UGM: MBG Sebaiknya Diserahkan ke Kantin Sekolah |
![]() |
---|
Tragedi MBG Semin: Ketika Suapan Makanan Bergizi Malah Menjadi Bakteri |
![]() |
---|
Ratusan Siswa dan Guru di Purworejo jadi Korban Keracunan Massal Program MBG |
![]() |
---|
MBG Belum Lepas dari Persoalan, Mekanisme Distribusi Dinilai Bermasalah |
![]() |
---|
Suara Ibu Indonesia Kembali Bunyikan Panci, Soroti Rantai Penyediaan MBG yang Sentralistik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.