Warga dan Tokoh Masyarakat Ungkap Keseharian Dokter Gadungan di Bantul

Tetangga dan tokoh masyarakat tersangka dokter gadungan berinisial FE (26), di RT 57, Kalurahan Pedusan, Bantul buka suara soal keseharian FE

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Potret gapura Padukuhan Pedusan, Kalurahan Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (19/9/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sejumlah tetangga dan tokoh masyarakat tersangka dokter gadungan perempuan berinisial FE (26), di RT 57, Kalurahan Pedusan, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, buka suara terkait keseharian tersangka. 

Seorang tetangga tersangka, Mawar (bukan nama sebenarnya), mengaku terkejut dengan kabar tersebut.

Sebab, sejak awal tinggal di RT 57 itu, tersangka pernah melakukan sosialisasi bahwa tersangka kuliah dan berhenti dulu dikarenakan memiliki anak kecil. 

"Dia juga punya suami. Suaminya lagi koas. Terus mereka memberitahu ke warga, kalau sekadar cek tensi, cek kesehatan yang ringan-ringan saja bisa," bebernya, saat dijumpai di sekitar lokasi usaha tersangka, Jumat (19/9/2025).

Mawar turut menyampaikan bahwa pelaku jarang bersosialisasi dan tidak pernah ikut acara arisan.

Ia pun awalnya tidak mengetahui bahwa pelaku buka usaha terapi.

Sebab, awalnya pelaku hanya membuka usaha bimbingan belajar (Bimbel) dengan suami siri. 

"Mereka kan tinggal di sini sejak tahun 2023. Terus memberitahu ke warga kalau mereka buka Bimbel. Jadi, banyak anak-anak di sekitar sini yang juga ikut daftar Bimbel. Termasuk anak saya pernah ikut Bimbel di sana," ucap dia.

Baca juga: Pengakuan Dokter Gadungan di Bantul: Cita-cita Tak Kesampaian dan Hanya Belajar dari Internet

Selain itu, Mawar juga sempat mengatakan bahwa ia juga sempat periksa di tempat FE.

Sebab, Mawar sempat jatuh dan takut menyebabkan masalah yang serius.

Akan tetapi, kala itu, suami FE hanya memberikan pemeriksaan tensi kepada Mawar dan tidak ada obat.

"Enggak disuntik sama suami FE. Saya cuma konsultasi dan dapat pemeriksaan tensi saja," jelas Mawar. 

TERSANGKA: Polisi giring tersangka dokter gadungan inisial FE (26), warga Sragen, Jawa Tengah, yang tinggal di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, saat di jumpa pers di Polres Bantul, Kamis (18/9/2025).
TERSANGKA: Polisi giring tersangka dokter gadungan inisial FE (26), warga Sragen, Jawa Tengah, yang tinggal di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, saat di jumpa pers di Polres Bantul, Kamis (18/9/2025). (TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana)

Seorang tokoh masyarakat setempat, Melati (bukan nama sebenarnya), mengaku hanya mengetahui bahwa FE membuka Bimbel.

Bahkan FE memiliki sekitar 18 asisten Bimbel. Lalu, suami siri FE membuka usaha terapi dan sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di DIY.

"Mereka juga pernah mengadakan lomba mewarnai, lomba menyanyi. Terus saat mengadakan lomba mereka juga menghadirkan dewan juri yang ahli di bidangnya," tuturnya. 

Sekitar Desember 2023, FE dan suaminya langsung mengontrak di RT 57. Melati pun mengungkapkan bahwa sejak datang dan tinggal di RT 57, suami FE memperkenalkan sebagai dokter dan FE memperkenalkan sebagai mahasiswa kedokteran.

"Setelah datang di sini, enggak langsung buka terapi atau Bimbel. Mereka buka Bimbel di rumah dan menyampaikan kalau menerima terapi. Terus karena banyak anak-anak yang les di sana, akhirnya per 9 Mei 2025 mereka ngontrak lagi di sebelah utara rumahnya untuk Bimbel," tuturnya. 

Lebih lanjut, tetapi yang dibuka itu untuk anak-anak berkebutuhan khusus, terlambat bicara, dan sejenisnya.

Lalu, apabila ada orang yang membutuhkan pemeriksaan ringan, FE juga sempat mengatakan bahwa bisa membantu menanganinya.

"Terus pernah FE mengatakan kalau suaminya itu bekerja di salah satu Puskesmas di DIY. Saya lupa itu bekerja atau magang," jelasnya.

Ia pun mengaku bahwa tidak menyangka bahwa pelaku terjerat masalah dokter gadungan.

Melati pun mengaku bahwa sempat bertobat di tempat FE. Hasilnya, pengobatan itu membuat penyakitnya sembuh.

"Saya waktu itu enggak diresepin obat. Cuma dikasih obat tetes telinga, karena yang sakit telinga. Terus tidak membayar. Karena, kalau warga sini yang berobat tidak dikenakan biaya," papar dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved