Belajar dari Tradisi Grebeg Maulud, Komunitas Pemuda Batak di Jogja Ingatkan Pentingnya Persatuan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tradisi Grebeg Maulud yang digelar Kraton Ngayogyakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi pelajaran berharga.

Pembina Pemuda Batak Bersatu, Dewanto P Siregar, menyebut tumpah ruahnya warga dari berbagai latar belakang dalam hajad dalem tersebut, menjadi pengingat akan pentingnya makna persatuan.

Khususnya, di tengah kondisi tanah air belakangan ini, yang ramai dengan aksi demonstrasi, hingga menjurus pada munculnya narasi-narasi pecah belah.

"Kami warga Batak dan Sumtera yang tinggal di Yogyakarta sangat antusias dengan tradisi tersebut. Itu membuat kami menghargai nilai-nilai budaya yang tidak terkikis oleh kemajuan teknologi," katanya, Minggu (7/9/2025).

Oleh sebab itu, ia berharap, dalam momentum peringatan Maulud ini, seluruh elemen masyarakat yang ada di Yogyakarta bisa meneladani figur Nabi Muhammad SAW.

Terutama, dalam upaya menjaga dan merekatkan kebhinekaan, agar tercipta rasa nyaman, serta perdamaian di tengah-tengah warga Yogyakarta.

"Dalam sejarah hidup beliau, kita mendapati sosok Nabi bukan hanya sebagai Rasul pembawa wahyu, tapi juga sebagai pribadi yang menghadirkan perdamaian, persaudaraan, dan persatuan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Dewanto pun mengungkapkan, selama menyelami kehidupan di Yogyakarta, konsep kemerdekaan yang dicita-citakan para pendahulu benar-benar dirasakannya.

"Ya, jadi konsep merdeka berbangsa dan merdeka berbudaya memang kita rasakan keberadaannya di Bumi Ngayakarta ini," pungkasnya. (*)