Ciri-Ciri Munafik Menurut Hadis dan Cara Menyelamatkan Diri Darinya

Dalam Islam, sifat munafik adalah penyakit hati yang sangat berbahaya.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Generated By AI
Dalam Islam, sifat munafik adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. 

TRIBUNJOGJA.COM - Dalam Islam, sifat munafik adalah penyakit hati yang sangat berbahaya.

Munafik bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial karena mereka menampakkan kebaikan di depan orang, namun menyembunyikan keburukan di baliknya.

Al-Qur’an dan hadis banyak memberikan peringatan agar seorang muslim berhati-hati dari sifat ini, karena ia merupakan jalan yang dapat menyeret seseorang ke dalam kerugian besar di dunia maupun akhirat.

Perkataan para ulama tentang kemunafikan

Ibnu Abi Mulaikah pernah berkata,

أَدْرَكْتُ ثَلاَثِيْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ

“Aku telah mendapati tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, semuanya khawatir pada dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari, no. 36)

Ada perkataan dari Imam Ahmad,

وسُئِلَ الإمامُ أحمد : مَا تَقُوْلُ فِيْمَنْ لاَ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاق ؟ فقال : وَمَنْ يَأمَنُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاقَ ؟

Imam Ahmad pernah ditanya, “Apa yang kau katakan pada orang yang tidak khawatir pada dirinya kemunafikan?” Beliau menjawab, “Apa ada yang merasa aman dari sifat kemunafikan?”

Al-Hasan Al-Bashri sampai menyebut orang yang tampak padanya sifat kemunafikan dari sisi amal (bukan i’tiqod atau keyakinan), maka ia disebut munafik.

Sebagaimana ada perkataan Hudzaifah dalam hal itu. Seperti ada perkataan Asy-Sya’bi semisal itu pula,

مَنْ كَذَبَ ، فَهُوَ مُنَافِقٌ

“Siapa yang berdusta, maka ia adalah munafik.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:493)

Al-Hasan Al-Bashri berkata,

مَا خَافَهُ إِلاَّ مُؤْمِنٌ ، وَلاَ أَمَنَهُ إلِاَّ مُنَافِقٌ

“Orang yang khawatir terjatuh pada kemunafikan, itulah orang mukmin. Yang selalu merasa aman dari kemunafikan, itulah senyatanya munafik.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:491)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari sifat munafik.

5 Ciri Orang Munafik:

1. Apabila berbicara, ia berdusta

Salah satu ciri utama orang munafik adalah kebiasaan berdusta.

Mereka mudah mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan kenyataan hanya demi keuntungan pribadi.

Rasulullah menegaskan dalam hadis:

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dusta adalah induk dari berbagai keburukan sekali seseorang terbiasa berdusta, ia akan sulit menjaga kepercayaan orang lain. 

Bahkan dusta dalam hal kecil dapat mengantarkan pada kebiasaan buruk yang lebih besar hingga mengarah pada kemunafikan.

2. Apabila berjanji, ia mengingkari

Orang munafik juga dikenal tidak konsisten dengan perkataan dan perbuatannya mereka sering berjanji namun mudah sekali mengingkarinya. 

Dalam Islam sangat menekankan pentingnya menepati janji, bahkan termasuk dalam sifat orang beriman.

Allah SWT berfirman:

“Dan tepatilah janji; sesungguhnya janji itu pasti akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra’ [17]: 34)

Mengingkari janji menunjukkan rendahnya rasa tanggung jawab serta kurangnya rasa takut kepada Allah.

Jika sifat ini dipelihara, maka akan merusak kepercayaan antar sesama dan menumbuhkan benih kemunafikan dalam hati.

3. Apabila diberi amanah, ia berkhianat

Amanah dalam Islam mencakup segala bentuk tanggung jawab, baik berupa harta, jabatan, ilmu, maupun rahasia.

Orang munafik tidak mampu menjaga amanah dengan baik, bahkan sering mengkhianatinya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu, dan jangan khianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Khianat terhadap amanah bisa dalam bentuk korupsi, menyelewengkan jabatan, membocorkan rahasia, atau mengabaikan kewajiban itu termasuk tanda jelas dari sifat munafik.

4. Apabila berselisih, ia melampaui batas (curang)

Dalam riwayat lain, Rasulullah menambahkan satu tanda lagi:

“Ada empat perkara; barangsiapa memilikinya, maka dia seorang munafik tulen... apabila berselisih, ia berbuat curang.” (HR. Bukhari & Muslim)

Artinya, orang munafik ketika berselisih tidak mencari kebenaran, tetapi justru berusaha menjatuhkan lawan dengan cara kotor.

Mereka tidak segan menggunakan fitnah, kebohongan, dan kecurangan agar terlihat menang.

Sifat ini bertentangan dengan akhlak mulia seorang muslim yang seharusnya berlaku adil meskipun terhadap musuh.

5. Malas beribadah dan hanya riya’

Allah Ta’ala menggambarkan orang munafik dalam firman-Nya:

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (ingin dilihat orang). Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”(QS. An-Nisa’ [4]: 142)

Sifat malas beribadah ini menunjukkan bahwa ibadah mereka tidak lahir dari keikhlasan, melainkan hanya karena ingin dilihat manusia. 

Mereka sekadar menjaga citra di depan orang, bukan untuk mencari keridhaan Allah. Itulah yang membuat ibadah mereka tidak bernilai di sisi Allah.

Kiat Selamat dari Sifat Munafik:

Agar seorang muslim terhindar dari bahaya kemunafikan, maka ia perlu menjaga dirinya dengan beberapa langkah berikut:

1. Perkuat iman dan ikhlas dalam beramal

Iman adalah benteng dari sifat munafik dengan iman yang kuat, seorang muslim akan selalu menyadari bahwa Allah mengetahui segala isi hati. 

Ikhlas dalam beramal menjadikan amal tersebut bernilai di sisi Allah, bukan sekadar untuk pujian manusia.

Allah SWT berfirman:

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya...” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
 
2. Jujur dalam ucapan dan perbuatan

Kejujuran adalah lawan dari dusta, seorang muslim wajib menjaga lisannya dari kebohongan sekecil apapun.

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga...”(HR. Bukhari & Muslim)

Dengan membiasakan diri jujur, hati akan menjadi bersih dan terhindar dari kemunafikan.

3. Tunaikan amanah dan tepati janji

Menjaga amanah dan janji merupakan bukti keimanan, hal ini termasuk tanggung jawab sosial yang akan memperkuat ukhuwah islamiyah. 

Mengabaikannya bukan hanya merusak hubungan sesama manusia, tetapi juga menjerumuskan ke dalam dosa besar.

4. Rajin ibadah dengan penuh khusyuk

Shalat tepat waktu, memperbanyak dzikir, dan menjalankan ibadah sunnah dengan ikhlas akan menumbuhkan kecintaan kepada Allah.

Semakin rajin seseorang beribadah dengan penuh kesadaran, semakin jauh ia dari sifat malas dan riya’ yang menjadi ciri munafik.

5. Banyak berdoa memohon perlindungan dari nifaq

Doa adalah senjata utama seorang muslim, rasulullah sendiri sering memohon perlindungan dari kemunafikan.

Salah satu doa yang diajarkan beliau:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemunafikan, riya’, ujub, dan sum’ah.” (HR. An-Nasa’i, Ahmad)

Dengan doa, kita memohon pertolongan Allah agar selalu diberi keteguhan iman dan dijauhkan dari sifat munafik.

Sifat munafik adalah bahaya besar yang bisa menggerogoti iman seorang muslim tanpa disadari.

Ciri-cirinya seperti dusta, ingkar janji, khianat, curang, serta malas beribadah.

Namun Islam juga memberikan jalan keselamatan melalui iman yang kuat, kejujuran, menunaikan amanah, rajin ibadah, dan doa. 

Dengan menjaga diri dari kemunafikan, seorang muslim akan menjadi pribadi yang terpercaya, ikhlas, dan diridhai Allah di dunia maupun akhirat.

(MG/Anggitya Trilaksono)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved