Warga Bantul Sulap Batok Kelapa Jadi Craft, Penjualan Tembus ke Jamaika, Prancis, dan Turki
Pemilik Yanti Bathok Craft, Hariyanti (54), mengaku sudah membuat produk tersebut sejak tahun 2002 silam.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Yoseph Hary W
Setelah bahan baku ditemukan, selanjutnya masuk ke tahap pengolahan motif atau pengukiran batok kelapa. Kemudian, batok kelapa yang sudah diukir atau memiliki motif tertentu ditata sesuai dengan permintaan pelanggan atau kreativitasnya.
"Lalu, apabila produk tersebut akan dipergunakan menjadi tas, maka akan dilanjutkan pengeleman batok yang diukir di spon, bukan karton. Jadi, biar pun kena hujan, produk ini masih bisa ditiriskan. Lalu, masuk ke tahap penjahitan pakai tangan sekitar dua sampai tiga hari," urainya.
Setelah itu, masuk ke tahap finishing dengan pemberian puring, handle atau pegangan tas, hingga pemberian resleting. Setelah proses finishing berlalu, maka produk dinyatakan layak jual di pasaran.
"Jadi, pembuatannya cukup memakan waktu karena proses yang dilalui ada banyak. Tapi, produk kami tahan lama. Batok itu kan juga tahan lama ya, bisa awet sampai 10 tahun," tandas Yanti.(nei)
Pemkab Bantul Tengah Proses Oknum Guru PPPK yang Lakukan Tindak Pencabulan |
![]() |
---|
Berkas Perkara Mbah Tupon Resmi Dilimpahkan ke PN Bantul, Sidang Dimulai pada 8 September 2025 |
![]() |
---|
Seorang WNA Aniaya Warga Bantul, Polisi Selidiki Motif Pelaku |
![]() |
---|
Produk UMKM Lokal Hingga Baju Daur Ulang Sampah Ditampilkan dalam Sanden Fair 2025 di Bantul |
![]() |
---|
Wisatawan hingga Nelayan di Pantai Selatan Diimbau Hati-hati, Ada Potensi Gelombang Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.