Warga Bantul Sulap Batok Kelapa Jadi Craft, Penjualan Tembus ke Jamaika, Prancis, dan Turki

Pemilik Yanti Bathok Craft, Hariyanti (54), mengaku sudah membuat produk tersebut sejak tahun 2002 silam.

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
TAS BAHAN BATOK: Pemilik Yanti Bathok Craft, Hariyanti (54), sedang menunjukkan produk tas berbahan dasar batok kelapa di tempat usahanya di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (21/8/2025) siang. 

Setelah bahan baku ditemukan, selanjutnya masuk ke tahap pengolahan motif atau pengukiran batok kelapa. Kemudian, batok kelapa yang sudah diukir atau memiliki motif tertentu ditata sesuai dengan permintaan pelanggan atau kreativitasnya.

"Lalu, apabila produk tersebut akan dipergunakan menjadi tas, maka akan dilanjutkan pengeleman batok yang diukir di spon, bukan karton. Jadi, biar pun kena hujan, produk ini masih bisa ditiriskan. Lalu, masuk ke tahap penjahitan pakai tangan sekitar dua sampai tiga hari," urainya.

Setelah itu, masuk ke tahap finishing dengan pemberian puring, handle atau pegangan tas, hingga pemberian resleting. Setelah proses finishing berlalu, maka produk dinyatakan layak jual di pasaran.

"Jadi, pembuatannya cukup memakan waktu karena proses yang dilalui ada banyak. Tapi, produk kami tahan lama. Batok itu kan juga tahan lama ya, bisa awet sampai 10 tahun," tandas Yanti.(nei)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved