Direktur Perhilitan, Yusoff Shariff, mengatakan bahwa gajah tersebut kemudian dipindahkan kembali ke dalam hutan untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Kawasan Jalan Raya Timur-Barat memang dikenal sebagai lintasan alami bagi satwa liar seperti gajah, harimau, tapir, hingga beruang madu.
Kepolisian dan Perhilitan mengimbau para pengemudi agar lebih waspada saat melintasi daerah berhutan, terutama pada malam hingga dini hari, ketika hewan-hewan liar lebih aktif.
“Kami mengingatkan pengendara untuk selalu memperhatikan tanda peringatan satwa dan mengurangi kecepatan di area rawan lintasan hewan,” tegas Supt Zulkifli dikutip dari Tribunnews.com yang melansir pemberitaan The Start
Konflik Manusia dan Satwa Liar: Tantangan Konservasi Gajah
Kasus ini memperlihatkan bahwa tekanan terhadap habitat gajah semakin nyata. Fragmentasi hutan akibat pembangunan jalan dan perluasan lahan membuat gajah kehilangan jalur migrasi alaminya.
Gajah Asia, termasuk yang ditemukan di Semenanjung Malaysia, merupakan spesies terancam punah yang dilindungi undang-undang.
Aktivis konservasi menyerukan pentingnya pembangunan koridor satwa liar dan sistem peringatan dini di jalur-jalur berisiko tinggi.
Tanpa intervensi serius, benturan antara kendaraan dan satwa liar dapat terus berulang — dengan konsekuensi tragis, baik bagi hewan maupun manusia. (The Star)