TRIBUNJOGJA.COM - Abdul Wachid B.S. kerap menulis puisi tentang kedalaman spiritualitas dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna simbolik, serta eksplorasi tema-tema kemanusiaan, cinta, dan religiusitas.
Puisinya seringkali mengandung refleksi filosofis tentang eksistensi, hubungan antara manusia dan Tuhan, serta pergulatan batin.
Ia juga dikenal dengan gaya bahasa yang liris dan imajinatif, mampu menciptakan suasana yang khusyuk dan kontemplatif bagi pembacanya.
Hal ini dapat dilihat pada puisinya yang berjudul “Wanita Pengumpul Kayu Bakar”.
Puisi ini dimaknai sebagai kritik terhadap kemunafikan moral dan pengekangan hasrat yang berlebihan.
Berikut isi dan makna puisi “Wanita Pengumpul Kayu Bakar”:
Isi Puisi “Wanita Pengumpul Kayu Bakar”
ketika manusia puasa
wanita itu ngumpulkan kayu bakar
saat manusia bertapa diri
wanita itu memantik api
hingga nyala berkobar
membakar rumah suami dan anaknya
tidak dengan api
tetapi kata-kata belati