Dijelaskan, anak tersebut sempat mendengar kabar bahwa temannya, FN, meninggal dunia. Sehingga sempat menangis histeris.
"Anak itu sempat teriak-teriak karena temannya tidak ada (tewas). Saya sudah minta sekolah untuk mendampingi karena dari sisi psikologis memang butuh pendampingan," ujarnya.
Arik menyebut, semua siswa yang terlibat dalam insiden itu masih dalam kondisi syok. Mereka tidak menyangka kejutan yang diberikan saat ulang tahun malah berakibat fatal.
"Semuanya syok, tidak hanya anak-anak tapi para guru juga," tutur dia.
Evaluasi Sekolah
Lebih lanjut, Arik mengatakan kejadian tersebut berada di luar kuasa sekolah.
Dia menyebut kolam ikan dan instalasi listrik sudah ada di sekolah sejak 20 tahun lalu.
"Kejadian itu di luar kuasa sekolah. Mohon maaf, sekolah bukan mau cuci tangan, cuman kami memang tidak menyangka bakal terjadi kejadian seperti itu. Semua kejadian tidak terduga," kata Arik.
"Selama 20 tahun kolam itu ada di sekolah, tidak pernah terjadi apa-apa. Begitu juga dengan keberadaan instalasi listrik dan pompa air yang terpasang seperti itu, tidak terjadi apa-apa. Perayaan ulang tahun, juga tidak pernah kejadian seperti itu," tambahnya.
Baca juga: TRAGEDI Siswa SMA Negeri 1 Cawas Kesetrum dan Meninggal 8 Juli 2024, Tepat di Hari Ulang Tahun ke-18
Kendati demikian, Arik menyebut kejadian itu menjadi pembelajaran dan evaluasi ke depan.
Pihaknya berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Tidak hanya di SMAN 1 Cawas, tetapi juga tidak terjadi di sekolah manapun di seluruh Indonesia.
Menanggapi insiden itu, Arik menuturkan pihak sekolah akan intropeksi diri.
Selain itu juga akan melakukan pembenahan total di kolam, terutama setelah garis polisi diambil.
"Nanti setelah garis polisi diambil, berarti kami harus lakukan perbaikan total di kolam itu. Nanti kolam akan ada pendangkalan. Lalu jaringan listrik juga akan dibenahi dan berkoordinasi dengan PLN," ungkap dia.
Adapun, pagar pengaman kolam rencananya juga bakal lebih diperketat. Artinya, lanjut Arik, akan ditutup dan diberi rambu-rambu bertuliskan untuk keamanan.
"Kami semua siap, dalam artian semuanya akan dibenahi termasuk memasang rambu-rambu bahwa area itu tidak boleh dimasuki. Kami siap dan terbuka menerima saran serta masukan untuk perbaikan sekolah dari pihak manapun," tandas dia. (*)