Kisah Ruru, Mahasiswa asal Zimbabwe Pilih Kuliah S2 Biologi di Kampus UGM Yogyakarta

Penulis: Miftahul Huda
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruvarashe Rambwawasvika

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ruvarashe Rambwawasvika, atau yang akrab disapa Ruru tiba di Yogyakarta pada akhir Oktober tahun lalu dengan segudang pengalaman dan visi yang jelas untuk masa depannya.

Mahasiswi magister berusia 26 tahun asal Zimbabwe ini kini memulai perjalanan akademiknya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dukungan beasiswa bergengsi Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

Ruru meraih gelar Sarjana Biologi dari University of Zimbabwe, kemudian bekerja sebagai Biosafety Officer di National Biotechnology Authority of Zimbabwe selama hampir dua tahun. 

Pengalaman tersebut memperkuat komitmennya dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memantapkan niatnya untuk memperdalam keahlian.

Beasiswa KNB yang diterimanya mencakup biaya kuliah dan biaya hidup, serta mewajibkan masa persiapan bahasa dan budaya Indonesia.

Keputusan Ruru untuk melanjutkan studi di UGM didasari riset dan rekomendasi. 

“Saya mempertimbangkan universitas lain di Indonesia melalui teman dan media sosial, tetapi prodi Biologi UGM memiliki reputasi yang kuat,” ujarnya, melalui siaran resmi UGM Selasa (18/8/2025), di Kampus UGM. 

Selain mencari informasi di internet, ia juga meminta saran dari teman-temannya tentang suasana dan budaya di Indonesia yang menurutnya teman-teman di Zimbabwe sangat damai dan kondusif untuk lingkungan akademik sehingga menguatkan dirinya menentukan pilihan studi lanjut.

Berpindah dari negara dengan empat musim ke iklim tropis yang hangat tentu membutuhkan penyesuaian, namun Ruru menyambutnya dengan baik. 

Baca juga: Sosiolog UGM: Bendera One Piece Sebagai Gambaran Krisis di Indonesia

Dia memuji keramahan masyarakat lokal dan kesediaan mereka untuk membantu. 

Bahasa menjadi tantangan tersendiri perkuliahan sebagian besar menggunakan Bahasa Indonesia namun dosen memberikan fleksibilitas untuk menulis tugas dan ujian dalam bahasa Inggris.

“Proses pembelajaran bahasa yang bertahap juga mempermudah adaptasinya,” katanya.

Selain itu, menu kuliner menjadi sumber kenyamanan sekaligus petualangan bagi Ruru selama tinggal di Yogyakarta. 

Di negaranya, makanan pokok adalah fufu (sadza) berbahan dasar jagung putih.

Meskipun sulit dan mahal diperoleh di Yogyakarta, ia kadang mendapat kiriman dari salah satu temannya di Malang. 

Halaman
12

Berita Terkini