PPDB 2024

PPDB SMP Jalur KMS Dibuka, Forpi Kota Yogyakarta: Rawan Modus Memiskinkan Diri

Penulis: Azka Ramadhan
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PPDB

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jenjang SMP Negeri di Kota Yogya memasuki babak baru pada Senin (1/7/2024).

Sebanyak tiga jalur digulirkan secara bersamaan, meliputi jalur zonasi daerah, prestasi luar daerah dan afirmasi Kartu Menuju Sejahtera (KMS).

Khusus untuk jalur afirmasi KMS, Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta mengingatkan agar pelaksanaannya benar-benar tepat sasaran.

Sebab, berdasar pengamatan pada PPDB tahun-tahun sebelumnya, masih dijumpai pemegang KMS yang tidak layak dikatakan sebagai siswa miskin.

"Karena ada yang pakai mobil, motornya baru, punya gawai yang terbilang mahal, bahkan badannya emas semua," kata Anggota Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba, Senin (1/7/2024).

Menurutnya, potensi-potensi kerawanan semacam itu harus ditinjau ulang, supaya tidak terjadi lagi pada PPDB tahun ajaran 2024/2025 ini.

Hal tersebut penting agar jalur afirmasi KMS benar-benar tepat sasaran dan jangan sampai mentalitas memiskinkan diri terus-menerus terjadi 

"Karena tidak adil juga, ada siswa yang betul-betul miskin justru tidak mendapatkan KMS," ungkapnya.

Baca juga: 50 Persen Peserta PPDB SMP Jalur Afirmasi KMS di Kota Yogyakarta Berpotensi Tidak Terakomodir 

Ia menyebut, kriteria yang ditentukan bagi penerima KMS memang sangat ketat dan berat, sehingga beragam modus pun dilakukan warga demi mendapatkannya.

Berdasar pengamatannya, fenomena memsiskinkan diri cukup marak menjelang tahun ajaran baru, untuk memburu tiket menuju sekolah negeri.

Mulai dari persoalan suka dan tidak suka dari oknum perangkat RT/RW terhadap warganya, sehingga yang seharusnya dapat malah tidak dapat, atau sebaliknya. 

Kemudian, saat tim validator akan mendatangi rumah yang menjadi sasaran validasi KMS, harta benda seperti kendaraan disembunyikan atau disingkirkan terlebih dahulu.

"Hal-hal kayak gitu tidak perlu terjadi lagi lah. Karena nanti kalau dikabulkan sama Tuhan, benar-benar jadi miskin, kan repot. Susah sendiri," cetusnya.

"Nanti kita akan melakukan pemantauan di beberapa SMP Negeri Kota Yogyakarta, untuk memastikan itu benar-benar tepat sasaran," urai Kamba. (*)

Berita Terkini