Berita DI Yogyakarta Hari Ini

DPKP DIY Dorong Hilirisasi Pertanian dengan Penumbuhan KWT dan Petani Milenial

Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ( DPKP ) DIY mengupayakan hilirisasi pertanian dengan menumbuhkan Kelompok Wanita Tani ( KWT ). 

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ( DPKP ) DIY, Sugeng Purwanto sudah saatnya petani tidak bergerak di hulu, sehingga perlu didorong untuk mengolah produk primer dari pertanian . 

"Sudah saatnya sekarang para petani nggak di hulu. Syukur-syukur jadi pedagang juga, ada kegiatan usaha yang lain. Atau mengelola produk turunan dari produk primer mereka. Karena nilai tambahnya itu ada di hilir, di produk olahan," katanya, Jumat (27/10/2023). 

Ia mengakui masih belum banyak petani di DIY yang mengolah produk primer yang dihasilkan.

Ada beberapa kendala yang dihadapi petani untuk begerak ke hilir. Kendala terbesar adalah modal, kemudian teknologi, dan pasar. 

Menumbuhkan KWT menjadi salah satu upaya untuk hilirisasi pertanian .

Pihaknya melakukan pembinaan, pendampingan, hingga memberikan bantuan alat mesin sederhana. 

Baca juga: Tahapan Sensus Pertanian Capai 75-80 Persen, BPS DIY Optimis Selesai Sesuai Target

"Kami menumbuhkan KWT untuk memiliki suatu produk. Kalau sudah produksi, kami bantu salurkan, contohnya dengan pasar tani yang rutin digelar setiap Jumat di kantor DPKP DIY," terangnya. 

"Nah kalau sudah berkembang, punya legalitas, nanti yang melakukan pembinaan adalah Diskon UKM DIY. Kalau besar lagi ya Disperindag DIY, kemudian kalau masuk ke aset wisata nanti ke Dinpar DIY. Begitu alurnya, sehingga kami ya menumbuhkan yang baru terus. Misalnya mie letek, dulu kan nggak ada, kemudian kami lakukan pembinaan," lanjutnya. 

Selain KWT, pihaknya juga terus mendorong pertumbuhan petani milenial.

Pasalnya petani milenial dianggap memiliki banyak inovasi, mampu mengikuti perkembangan zaman, dan lainnya. 

"Makanya kami push petani milenial, untuk mengelola pertanian dengan profesional," imbuhnya. 

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan hilirisasi adalah masa depan.

Sehingga pola pikir harus diubah, bukan hanya kultur agraris.

Halaman
12

Berita Terkini