Sumbu Filosofi Yogyakarta

Inilah 6 Dapur atau Pawon Keraton Yogyakarta, Tempat Membuat Makanan dan Minuman Sultan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah 6 Dapur atau Pawon Keraton Yogyakarta, Tempat Membuat Makanan dan Minuman Sultan

Pada saat upacara Hajad Dalem yang melibatkan Sentono Dalem, hidangan yang disajikan banyak dimasak di Pawon Gebulen alias Pawon Kilen.

Sekarang, Pawon Gebulen digunakan menyiapkan sesaji untuk upacara-upacara Sugengan Ageng. 

Lebih lanjut, Pawon Gebulen juga dipakai untuk menyiapkan sesaji harian di Kraton Jogja.

Sesaji harian atau sajen harian dibuat secara bergantian setiap bulan di Pawon Gebulen dan Pawon Sekulanggen.

3. Pawon Patehan

Ladosan Pangunjukan Dalem disiapkan di Pawon Patehan Keraton Yogyakarta (DOK. Twitter Kraton Jogja)

Pawon Patehan terletak di dalam Pelataran Kedhaton Keraton Yogyakarta.

Pawon ini bertugas menyiapkan dan menyajikan minuman.

Setiap hari, Pawon Patehan menyiapkan minuman untuk upacara “Ladosan Pangunjukan Dalem”.

Bagi yang belum tahu, Ladosan Pangunjukan Dalem adalah upacara minum teh untuk Raja Yogyakarta.

Ladosan Pangunjukan Dalem digelar setiap hari, setiap pukul 06:00 WIB dan pukul 11:00 WIB.

Pangunjukan Dalem atau minuman untuk Sultan ini dihidangkan oleh Abdi Dalem Keparak. 

Selain menyiapkan minuman untuk Ladosan Pangunjukan Dalem, Pawon Patehan juga menyajikan minuman untuk upacara di lingkungan keraton.

Misalnya, upacara Ngabekten, Jamasan Pusaka, atau upacara Pisowanan Malem Garebeg.

Abdi Dalem membawakan minuman untuk Sultan (DOK. Twitter Kraton Jogja)

Sebagai informasi, Abdi Dalem di Pawon Patehan, yakni Abdi Dalem Keparak, hanya bertugas untuk menyiapkan minuman.

Sedangkan, yang menghidangkan minuman dalam upacara di Kraton Jogja adalah Abdi Dalem Kanca Suwidak.

Sampai sekarang, Pawon Patehan masih menyiapkan teh setiap pukul 06:00 WIB dan pukul 11:00 WIB. 

Namun, teh yang dibuat di Pawon Patehan sudah tidak lagi disajikan kepada Raja Yogyakarta alias Sultan, melainkan diletakkan sebagai sesaji di Bangsal Prabayeksa.

Zaman dahulu, Bangsal Prabayeksa pernah dijadikan tempat bermukimnya Raja-Raja yang bertakhta pada masa awal Kasultanan Yogyakarta.

4. Pawon Prabeya

Ladosan Dhahar Dalem (DOK. Twitter Kraton Jogja)

Pawon Prabeya berlokasi di sebelah barat Plataran Magangan, tepatnya berada di sebelah utara Pawon Gebulen atau Pawon Kilen.

Fungsi Pawon Prabeya adalah menyiapkan Dhahar Dalem atau hidangan sehari-hari Raja. 

Pawon ini sudah dikenal sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921).

Sampai sekarang, Pawon Prabeya masih digunakan setiap hari untuk menyediakan Ladosan Dhahar Dalem.

Setiap hari, Ladosan Dhahar Dalem atau makanan untuk Sultan diantar oleh Abdi Dalem Gladhag menggunakan jodhang menjelang pukul 11:00 WIB.

Sebagai informasi, Ladosan Dhahar Dalem akan selalu dihidangkan.

Saat Raja Yogyakarta ada di dalam keraton atau saat sedang tidak berada di dalam keraton, Ladosan Dhahar Dalem akan tetap disajikan.

Kemudian, pada pukul 15:00 WIB, Abdi Dalem Keparak akan mengambil kembali Ladosan Dhahar Dalem untuk dilorod. Lorod artinya diambil dari tempat semula. 

Ladosan Dhahar Dalem yang dilorod bisa dibagikan kepada para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Di Pawon Prabeya, ada menu wajib yang harus dibuat setiap hari, yaitu Lodeh Kluwih.

Selain menu wajib, ada menu masakan lain yang dimasak secara bergantian, yakni Lombok Kethok, Sop, Asem-asem, dan Bobor.

Sementara itu, lauk pauk bisa berupa tahu dan tempe garit atau tahu dan tempe bacem. 

Selain hidangan yang telah disebutkan tadi, ada juga makanan pendamping yang berbeda setiap hari.

Makanan pendamping ini bisa berupa Sambel Jenggot, Bakmi, Capcay Jawa, dan lain sebagainya. 

Menu harian yang dibuat di Pawon Prabeya dipilih dan ditentukan oleh juru masak.

5. Pawon Gondokusuman

Sama seperti Pawon Prabeya, Pawon Gondokusuman juga digunakan untuk menyiapkan Dhahar Dalem atau hidangan sehari-hari Raja. 

Namun, saat ini, Pawon Gondokusuman sudah tidak digunakan lagi.

Adapun pawon ini sudah dikenal sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921).

Sebagai informasi, lokasi Pawon Gondokusuman terletak di dalam kompleks Keputren.

Baca juga: Sejarah Upacara Adat Labuhan di Pantai Parangkusumo, Tradisi Keraton Yogyakarta Sejak Abad ke-17

6. Pawon Karaton Kilen

Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hemas, dan kelima putrinya (DOK. Kraton Jogja)

Pawon Karaton Kilen terletak di kediaman pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pawon ini digunakan untuk menyiapkan hidangan sehari-hari yang dikonsumsi Sultan.

Menurut keterangan dari utas Twitter @kratonjogja, besar kecilnya keluarga Sultan yang bertakhta pada suatu masa sangat berpengaruh pada keberadaan Pawon Keraton Yogyakarta.

Nah, itulah penjelasan tentang enam pawon di Kraton Jogja. 

Keraton dan Sumbu Filosofi Yogyakarta

Peta Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta (visitingjogja)

Pembangunan Yogyakarta dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I dengan landasan filosofi yang sangat tinggi. 

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi DIY, visitingjogja.jogjaprov.go.id, Sri Sultan Hamengku Buwana I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan.

Dalam rancangan pembangunan itu, Keraton Yogyakarta dibangun di bagian tengah, sebagai titik pusatnya.

Sri Sultan Hamengku Buwono I juga mendirikan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) alias Tugu Jogja di bagian utara Keraton Yogyakarta.

Beliau juga membangun Panggung Krapyak di sisi selatan Kraton Jogja.

Dari ketiga titik tersebut, yakni Keraton Yogyakarta, Tugu Jogja, dan Panggung Krapyak, apabila ditarik suatu garis lurus, maka akan membentuk sumbu imajiner.

Nah, sumbu imajiner yang berupa garis lurus ini dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Tidak berhenti pada tiga titik itu saja. Jika ditarik lebih panjang lagu, Sumbu Filosofi Yogyakarta juga menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Gunung Merapi dan Pantai Selatan. 

Demikian penjelasan Sejarah Keraton Yogyakarta dan Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Silakan klik di sini untuk membaca sejarah Yogyakarta lainnya. (Tribunjogja.com/ANR)

Berita Terkini