Perang Rusia Vs Ukraina

Biden Perintahkan Operasi Ledakkan Jaringan Pipa Gas Nord Stream Rusia

Penulis: Krisna Sumarga
Editor: Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pemimpin Eropa dan Rusia meneken tombol bersama-sama meresmikan proyek raksasa jaringan pipa gas Nord Stream. Tampak ada Kanselir Jerman Angela Merkel (saat itu), Presiden Rusia Dmitri Medvedev (saat itu) dan para pemimpin negara yang dilintasi jaringan gas serta yang mendapatkan manfaat.

TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK – Jurnalis kawakan New York Times, Seymour Hersh, menguak tabir peledakan jaringan pipa gas dalam laut Nord Stream September 2022.

Ledakan pipa gas dari Rusia yang sangat vital bagi Eropa dan khususnya Jerman, dilakukan tim operasi khusus AS dari Angkatan Laut, CIA, dibantu intelijen militer Norwegia.

Peledakan jaringan Nord Stream itu datang atas perintah Presiden Joe Biden, yang rencana aksinya dipimpin Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.

Ia dibantu Menlu Antony Blinken dan wakilnya Victoria Nuland. Direktur CIA William Burns juga terlibat aktif dan memutuskan cara paling tepat dan rahasia.

Kisah yang ditulis Seymour Hersh itu dipublikasikan di blog Substack.com, Rabu (8/2/2023). Russia Today mengutip sebagian tulisan Hersh.

Tujuan utama operasi peledakan Nord Stream menurut Seymour Hersh adalah memaksa Eropa dan Jerman memutus ketergantungan pada minyak dan gas Rusia.

Washington sejak lama menuduh Rusia menggunakan minyak dan gas sebagai alat politik untuk mempengaruhi dan mewujudkan tujuan imperial Moskow di Eropa.  

Baca juga: Kremlin Jelaskan Pasokan Gas Nord Stream 1 Berhenti Karena Kesalahan Eropa

Baca juga: Pemimpin Barat Putarbalikkan Fakta Sabotase Asing ke Pipa Nord Stream 2

Dari sumbernya yang diklaim mengetahui persis persiapan operasi rahasia peledakan Nord Stream, Hersh menyebut, bahan peledak ditanam di jalur pipa pada Juni 2022.

Pemasangan dilakukan para penyelam khusus Angkatan Laut AS di bawah kedok latihan Baltic Operastion (BALTOPS 22 NATO).

Hersh telah menghubungi juru bicara Gedung Putih dan CIA untuk dimintai komentar. Kedua perwakilan institusi itu membantah cerita Hersh, dan mengatakan klaim tersebut benar-benar salah.

Bom tersebut diledakkan tiga bulan kemudian, tepatnya 26 September 2022, menggunakan sinyal jarak jauh di pelampung sonar.

Pelampung sonar itu dijatuhkan di dekat jalur pipa Nord Stream oleh pesawat pengintai P8 Angkatan Laut Norwegia.

Ledakan hebat menghancurkan jaringan Nord Stream, menimbulkan gelombang dan buih luar biasa sesaat setelah ledakan akibat sebaran gas metana.

Rusia sejak awal menyatakan ledakan itu aksi terorisme dan sabotase pihak asing. Moskow belum menyebut siapa pelaku sesungguhnya.

Operasi peledakan Nord Stream itu membuahkan hasil setelah berbulan-bulan bolak-balik antara Gedung Putih, CIA dan kalangan militer.

Halaman
12

Berita Terkini