TRIBUNJOGJA.COM - Daging kambing tetap lebih baik dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, sehingga aman dikonsumsi penderita hipertensi.
Fakta tentang kebaikan daging kambing itu terungkap dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) yang ditulis Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M, sebagaimana diutarakan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH.
Dokter Tunggul Situmorang menukil intisari dari buku tersebut untuk menjelaskan tentang benar dan tidaknya daging kambing bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Baca juga: Daftar 7 Minuman Segar yang Dapat Menurunkan Hipertensi Berdasar Hasil Penelitian Para Ahli
Berdasarkan buku tersebut, menurutnya, kandungan daging kambing lebih baik dibanding daging sapi dan ayam.
Disebutkan bahwa kolesterol daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.
Kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan daging ayam 83 mg per 100 gram.
Adapun kandungan lemak pada daging kambing lebih rendah daripada daging sapi atau ayam.
Jika ditotal, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram, sedangkan per 100 gram daging sapi mencapai 15 gram dan daging ayam kurang dari 7,5 gram.
Selain lemak dan kolesterol, kandungan kalori daging kambing terhitung lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, dengan setiap 100 gramnya, daging kambing mengandung 109 kalori, daging sapi sebesar 250 kalori, dan daging ayam 196 kalori.
Baca juga: Calon Ibu Wajib Tahu, Ini Fakta Hipertensi dalam Kehamilan dan Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi dan asupan garam dalam olahan
Dokter Tunggul Situmorang menegaskan, tidak ada satu daging pun - termasuk daging kambing - yang menyebabkan hipertensi.
“Di semua buku hipertensi yang pernah saya baca, tidak ada satu statement pun yang menyatakan daging (daging apapun) sebagai penyebab hipertensi,” kata Tunggul dikutip Tribun Jogja dari laman Kompas.com tertanggal Sabtu (30/4/2022).
Menurutnya, lebih dari 90 persen penyebab hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan yang dikategorikan sebagai hipertensi primer atau essential hypertension.
Sementara terkait asupan makanan, hipertensi dikaitkan dengan jumlah asupan garam.
“Konsumsi garam meningkat, hipertensi meningkat,” tutur dia.