Diketahui, pada Senin (21/3/2022) Covid-19 di Sleman bertambah 71 kasus.
Dilaporkan ada satu kasus meninggal dunia dan 317 sembuh.
Sementara pada hari Minggu (20/3), kasus harian bertambah 208 kasus. Ada 309 kasus sembuh dan 6 kasus meninggal dunia.
Shavitri mengatakan, berdasarkan laporan dinas kesehatan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia mayoritas karena memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
Dia mengaku tidak mengetahui lebih spesifik mengenai data statistik pasien yang meninggal tersebut apakah sudah divaksin 1, 2, atau belum sama sekali.
Terpisah, Kepala Kemenag Kabupaten Sleman, H. Sidik Pramono menyampaikan, hingga saat ini belum ada surat edaran (SE) yang mengatur secara teknis ketentuan boleh salat tarawih berjemaan di masjid pada masa pandemi, pada Ramadan 2022.
"Belum ada (SE), nanti kalau ada saya sampaikan," kata dia.
Kesadaran prokes
Terpisah, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, pihaknya menyadari potensi kendornya prokes ketika kasus Covid-19 mulai landai.
Walau begitu, upaya membangun kesadaran lebih ditekankan dibanding memberi sanksi bagi mereka yang dijumpai melanggar prokes.
"Kalau memang kesadarannya menurun, masih kurang, ya, dibangun lagi sekarang," jelasnya, Senin (21/3/2022).
Menurutnya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tidak melulu harus dibarengi dengan sanksi denda atau pidana.
Pasalnya, ungkap Wali Kota, hukuman terberat sebenarnya adalah tertular atau menularkan corona, seandainya mereka memilih abai terhadap prokes.
Karena itu, ia menilai pendisiplinan terhadap prokes itu yang sangat penting, melalui petugas yang disiagakan mengontrol lingkungan warga dan titik yang berpotensi muncul banyak pelanggaran.
Salah satunya, deretan objek wisata, seperti kawasan Malioboro.