Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi (2.968 mdpl) di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus menunjukkan aktivitas erupsi hingga hari ini Selasa (18/5/2021).
Pada periode pengamatan pagi ini pukul 00.00-06.00 WIB, teramati guguran lava pijar 1 kali dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.
Baca juga: Daftar Skuat Awal Timnas Italia di EURO 2020, 3 Klub Ini Jadi Penyumbang Pemain Terbanyak Gli Azzuri
"Gunung kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Teramati guguran lava pijar 1 kali dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Selasa (18/5/2021).
Cuaca Merapi pagi ini dilaporkan berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udara 14-21°C, kelembaban udara 68-77 persen, dan tekanan udara 627-708 mmHg.
Hanik melanjutkan, aktivitas kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi di antaranya 38 gempa guguran dan 1 gempa hembusan.
Sementara, pada periode 6 jam sebelumnya, yakni Senin (17/5/2021) pukul 18.00-24.00 WIB, gunung tampak jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
"Teramati guguran lava pijar 2 kali dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya," lanjut Hanik.
Secara meteorologi, cuaca di Gunung Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut. Suhu udara 14-22°C, kelembaban udara 65-92 persen, dan tekanan udara 567-708 mmHg.
Aktivitas kegempaan yang terjadi di periode ini antara lain 44 gempa guguran, 7 gempa hembusan, dan 1 gempa hybrid/fase banyak.
Hanik menyampaikan, Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ungkap Hanik.
Ia menambahkan, penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Baca juga: VIRAL MEDSOS: Tampah Ini Dijual Rp 4,2 Juta di Luar Negeri sebagai Pajangan Kamar Tidur
Selain itu, pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tandas Hanik. (uti)