Yogyakarta

Ditemui 247 kasus DBD di DI Yogyakarta Sepanjang Tahun 2021

Penulis: Yuwantoro Winduajie
Editor: Gaya Lufityanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi DBD

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sedikitnya 247 kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemui di DI Yogyakarta hingga Maret 2021. 

Dari jumlah tersebut, terdapat dua pasien yang dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie merinci, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, Kabupaten Sleman menjadi penyumbang kasus terbanyak, yakni sebanyak 87 kasus.

Kemudian disusul Kulon Progo sebanyak 61 kasus, Bantul 60 kasus, Gunungkidul 26 kasus, dan Kota Yogya 13 kasus. 

Baca juga: Sepanjang 2021, Jumlah Penderita DBD di Kota Yogyakarta Tercatat Alami Penurunan Drastis

Sedangkan pada 2020 lalu, total ditemui sebanyak 3.618 kasus DBD dengan 13 angka kematian.

Penambahan paling tinggi berada di Kabupaten Bantul yakni sebanyak 1.222 kasus, kemudian Gunungkidul 975 kasus, Sleman 810 kasus, Kulon Progo 315 kasus, dan Kota Yogya 296 kasus.

Menghadapi musim pancaroba, Pembajun mengaku telah menginstruksikan puskesmas-puskesmas yang tersebar di seluruh DIY untuk terus memantau dan melakukan penanganan terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Menurutnya, saat ini puskesmas harus menanggung beban berat. Selain merespons pandemi COVID-19, mereka juga memiliki tugas lain untuk menangani beragam jenis penyakit lain termasuk DBD.

"Kita ingatkan lagi 3M itu sudah pasti. Kasus-kasusnya (DBD) tetap dicatat dan ditindaklanjuti," jelas Pembajun.

Pembajun memprediksi bahwa kasus DBD di DIY mengalami peningkatan di tengah pandemi COVID-19.

Pasalnya, keberadaan pandemi dianggap menguras perhatian masyarakat terhadap keberadaan penyakit lain termsuk DBD.

Baca juga: Dinkes DIY Imbau Masyarakat Tetap Waspadai Potensi DBD saat Musim Pancaroba

Bila dibandingkan data tahun 2019, tercatat telah ditemui 3.399 kasus DBD.

Kemudian hingga akhir tahun 2020, kasus DBD meningkat menjadi 3.618 kasus.

Sebagai upaya pencegahan, Dinkes DIY terus menggencarkan gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan 3M plus dalam kehidupan masyarakat.

3M yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

"DBD kan sebenarnya kasus yang sudah ada berahun-tahun tapi kita suka lupa PHBS-nya. Kalau kita ya memperkuat PHBS. Kota saja yang sudah bagus (PHBS-nya) kasusnya aja masih ada," paparnya. 

"Yang penting adalah lingkungan, apalagi pancaroba ini orang agak abai karena sudah ada COVID-19. DBD-nya ini juga jadi prioritas juga lah," paparnya. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini