TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Untuk merangsang perekonomian nasional, pemerintah menggelontorkan aneka stimulus, termasuk ke sektor properti, dengan memberlakukan potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 100 persen.
Diskon PPN 100 persen berlaku untuk rumah dengan harga maksimal Rp2 miliar, sedangkan rumah berharga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar mendapatkan potongan PPN 50 persen.
Bank Indonesia bahkan menerapkan relaksasi relaksasi loan to value (LTV) hingga 100 persen untuk kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan.
Dengan kata lain, bank boleh menerapkan uang muka alias down payment (DP) hingga nol persen.
PT Bank Mandiri Tbk menilai, berbagai stimulus dari pemerintah bisa menggairahkan sektor properti.
Baca juga: Terkait Diskon Tarif PPnBM untuk Kendaraan Baru, Dealer Mobil Yakin Akan Dongkrak Penjualan
Baca juga: Ini Syarat Dapatkan Diskon PPN Rumah Tapak dan Rusun Hingga 100%
EVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri, Josephus Koernianto Triprakoso, menyatakan, kebijakan pemerintah di sektor properti akan mendorong pertumbuhan KPR.
Bank Mandiri mengapresiasi program DP nol persen guna meningkatkan minat masyarakat untuk mengajukan KPR.
Namun, ia mengingatkan, limit KPR yang lebih besar tentu memiliki konsekuensi pembayaran angsuran yang lebih besar pula.
“Kami akan tetap selektif dan melihat kemampuan keuangan nasabah, terutama kondisi ekonomi yang masih dalam tahap awal rekoveri,” ujar Josephus kepada Kontan.co.id, Senin (1/3/2021).
Ia melihat selama pandemi Covid-19 masih ada pangsa pasar KPR yang tumbuh, yakni kalangan first home buyer berusia 20 tahun hingga 30 tahun.
Baca juga: Pemerintah Akan Berikan Relaksasi KPR DP 0 Persen untuk Geliatkan Sektor Properti
Baca juga: Syarat Ajukan KPR Bersubsidi Tahun 2021, Berminat? Berikut Dokumen yang Harus Disiapkan
“Mereka memang mencari rumah kisaran harga Rp250 juta hingga Rp1 miliar untuk kemudian ditinggali bersama keluarga," katanya.
Melihat perkembangan itu, setahun terakhir Bank Mandiri melihat tren pengembang properti fokus untuk membangun rumah sesuai pasar tersebut.
"Kami melihat tren positif itu akan berlanjut pada 2021,” ucapnya.
Bank Mandiri pun memproyeksibisnis KPR bisa tumbuh di kisaran 20 persen hingga 30 persen sepanjang 2021.
Bank Mandiri akan fokus kepada segmen first home buyer.
Demikian halnya PT Bank CIMB Niaga Tbk.
CIM Niaga mengakui serangkaian stimulus dari pemerintah akan membantu industri properti dan perbankan.
Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyampaikan, dalam pelaksanaan relaksasi LTV, pihaknya tidak akan memukul rata kebijakan bagi setiap nasabah.
“Tergantung dari hasil assessment kredit," katanya seraya saat ini CIMB Niaga belum terapkan DP nol persen guna mitigasi risiko pada kemudian hari.
Ia berharap bisnis KPR akan tetap menjadi penopang kredit konsumer.
Baca juga: Berlaku Mulai Senin 1 Maret 2021 Hari Ini, Berikut Daftar Estimasi Harga Mobil Baru PPnBM 0 Persen
Baca juga: Relaksasi PPnBM Akan Berlaku, Pihak Dealer Mobil Mitsubishi di Yogyakarta Tunggu Aturan Resmi
Seiring dengan hal tersebut, bank bersama anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance bakal terus menggenjot kredit kendaraan bermotor (KKB).
Adapun, pertumbuhan KPR CIMB Niaga berhasil tumbuh di kisaran enam persen walau terpapar pandemi.
Sementara KKB melalui anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance, tahun lalu masih bisa tumbuh 12 persen.
Lani menyebut, target kredit konsumer jauh lebih positif.
KPR, antara lain, diprediksi bisa tumbuh di kisaran enam persen sampai delapan persen.
"Untuk KKB, diproyeksi bisa tumbuh di atas 10 persen," tambahnya.
Guna memacu bisnis, CIMB Niaga telah menyesuaikan suku bunga kredit konsumer.
Lani mengemukakan, dalam dua tahun terakhir, telah terjadi penurunan di atas 250 basis poin (bps) untuk suku bunga kredit konsumer.
Tak mau kalah, PT Bank Central Asia Tbk turut mengapresiasi langkah pemerintah dan BI melonggarkan aturan rasio LTV untuk kredit dan pembiayaan properti.
Direktur BCA, Santoso, mengutarakan, pihaknya terus berkoordinasi secara internal dan akan terus berkomunikasi dengan regulator dan otoritas terkait kebijakan tersebut.
“Kami berharap geliat bisnis konsumer segera pulih sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan,” paparnya. (Tribunjogja)