Bagongan Ki Seno Nugroho “Hidup” Lagi di Tangan Ki Sigit Aryanto
Banyak di antara penggemar Ki Seno Nugroho dan grup kesenian Wargo Laras menganggap “Bagongan” gaya Ki Seno Nugroho “hidup” lagi
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Penampilan dalang asal Rembang, Ki Sigit Aryanto SSn di pentas wayang climen Wargo Laras, Jumat (18/12/2020) malam dipuji ribuan penonton.
Banyak di antara penggemar Ki Seno Nugroho dan grup kesenian Wargo Laras menganggap “Bagongan” gaya Ki Seno Nugroho “hidup” lagi di tangan Ki Sigit Aryanto.
Beberapa kali saat memainkan sosok punokawan Bagong, Ki Sigit Ariyanto memang berhasil menirukan nyaris persis apa yang selama ini jadi citra keunggulan Ki Seno Nugroho.
Baik suara Bagong yang serak-serak khas, serta celetukan dan banyolan yang kerap diucapkan putra Semar Bodronoyo itu.
Bahkan, Ki Sigit Aryanto juga mampu memainkan sosok Raja Mandura, Prabu Baladewa, hampir persis seperti yang dulu dibawakan almarhum Ki Seno Nugroho.
Baca juga: Ki Darno, Tukang Kebun yang Pandai Tirukan Suara Ki Hadi Sugito Hingga Dipuji Ki Seno Nugroho
Baca juga: Ini Cerita Lakon Kangsa Lena yang Dimainkan Gadhang dan Gadhing, Putra Ki Seno Nugroho
Memainkan lakon “Seno Swarga”, pentas wayang climen di Joglo Tunggul Pawenang, Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul itu digelar dalam rangka umbul donga untuk almarhum Ki Seno Nugroho.
Pergelaran wayang climen ini disiarkan secara daring lewat kanal You Tube Ki Seno Nugroho dan Dalang Seno.
Pada puncak pentas, penonton di kedua kanal ini mencapai sekira 16 ribu viewers.
Pentas semalam selama 3,5 jam diiringkan pesinden Tatin Lestari Handayani, Ika Suhesti, Elisha Orcarus Alasso, Ayu, Neti Wulandari, dan Prastiwi.
Sejak awal pertunjukan, penampilan Ki Sigit Aryanto memang sangat memikat.
Permainan tiga gunungan (kayon) secara bersamaan di babak pembukaan, menggambarkan secara kuat sosok Werkudoro atau Bimaseno yang bertubuh besar hitam.
Seno atau Bimasena ini jadi tokoh utama di lakon Sena Swargo, sekaligus mengingatkan sosok Pandawa ini digunakan almarhum Ki Seno Nugroho sebagai ikonnya, selain Bagong.
Ki Seno Nugroho pun menamai kediaman baru keluarganya di Gayam sebagai Dalem Jodhipati, identik daerah kekuasaan Werkudoro atau Bimasena di pewayangan.
Lakon Seno Swarga intinya menceritakan proses pencarian dan akhir hayat Bimasena yang ingin menghadapi kematian (moksa) secara sempurna.
Penampilan gemilang Ki Sigit Aryanto, yang seolah menghidupkan sosok Bagong dan Werkudoro ala Ki Seno Nugroho, akhirnya terjawab di babak goro-goro.
