“Saya sempat cari daring dan menemukan penjual wayang kulit di Pucung, Imogiri. Saya ajak Azzam pergi kesana dan minta wayang Pendowo dan Punokawan,” ungkap Alimah.
Rasa keingintahuan yang besar itu kemudian membawanya mengenal sosok Ki Seno Nugroho lebih dalam. Setiap hari, Azzam tidak pernah absen menonton wayang yang dibawakan Ki Seno dari kanal YouTube. Pagelaran bertajuk ‘Semar Bangun Kayangan’ menjadi salah satu kisah favoritnya.
Dari situ, Azzam mulai praktek menjadi dalang cilik. Ia sudah cukup luwes menjejer dan memegang wayang yang sudah ia beli.
Baca juga: Berkaca dari Ki Seno Nugroho, Kenali Gejala Awal Serangan Jantung Ketika Bersepeda
“Saya jembrengin kain putih di tembok. Dia sudah bisa cara pegang wayang sampai ngelakokke. Azzam banyak mengikuti gaya Ki Seno, sampai gaya perang yang banting ting, jothos tos, banting, jiwit, pengkal itu dia bisa,” tambah Alimah yang mengakui putranya bisa menirukan suluk Ki Seno.
“Bahasa Ki Seno itu kan mudah dipahami anak seusia Azzam, lucu dan bisa mengikuti gaya zaman sekarang,” ucapnya.
Sedikit demi sedikit, Azzam menyisihkan uang untuk beli wayang di Pucung. Saat Lebaran, uang yang ia dapatkan dari saudara-saudara juga untuk membeli tokoh-tokoh wayang lain, untuk melengkapi koleksinya.
“Saking sukanya, Azzam juga sempat meminta dibuatkan Bagong bercelana merah. Saya bisa jahit, jadi saya buatkan sendiri, meski kecil dan ayahnya yang membingkai. Dia minta semua kayak Ki Seno, sampai lampu hiasannya,” terang Alimah melanjutkan.
Tak berhenti di wayang, Azzam juga mulai meminta gamelan sebagai pengiring dari wayang yang ia miliki. Beruntung, ketika sang ayah ke Wonosobo, ada yang menawarkan gamelan, meski tidak lengkap.
“Kami beli, untuk mengiringi Azzam berlakon dalang,” ucapnya. Upaya Azzam dan orangtua melengkapi alat untuk pentas wayang tak berhenti sampai situ.
“Di bulan ini ada yang menawarkan alat dalang, lengkap karena dalang sebelumnya meninggal, saya beli juga,” kata Alimah.
Dukung Bakat Azzam
Sebagai orangtua, Alimah dan suaminya mendukung apa yang akan dipilih Azzam untuk jalan di masa depan. Terlebih, jika ia menyukai dunia pendalangan dan ingin menggelutinya lebih dalam.
“Kami itu sebenarnya kaget Azzam bisa mendalang hanya karena sering melihat video Ki Seno. Sekeluarga kami tidak begitu paham, tapi kami mendukung apa yang ingin ia lakukan,” kata Alimah.
Ia hanya berpesan kepada Azzam agar tidak melupakan sekolah dan tidak menirukan jika ada beberapa kata yang tidak sopan di YouTube.
Jika ada waktu, tempat dan tenaga, keluarga Azzam juga mau menggelarkan pagelaran wayang kecil-kecilan untuk Azzam agar bakatnya bisa semakin terasah.
“Jujur, saya bingung setelah Ki Seno meninggal. Sejauh ini, Azzam itu hanya suka Ki Seno. Mungkin untuk sementara, karena video Ki Seno cukup banyak di YouTube, jadi ya itu dulu,” tutup Alimah menyelesaikan cerita.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )