Dalang Ki Seno Nugroho Meninggal

Kisah Azzam, Bocah SD yang Menyukai Wayang karena Ki Seno Nugroho, Belajar Jadi Dalang dari YouTube

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Azzam menyukai wayang sejak usia 8 tahun

TRIBUNJOGJA.COM - Kepergian dalang Ki Seno Nugroho menyisakan duka tidak hanya bagi pesinden dan rekan sejawatnya, tapi juga seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang bernama Azzam.

Khoirul Azzam Wahyu Kuncoro Adi (10) menangis dan duduk terdiam ketika ia mendengar dalang favoritnya tutup usia, Selasa (3/11/2020) malam. Ia diberitahu kabar kepergian Ki Seno dari ibundanya, Alimah.

Ki Seno Nugroho (Kompas.com)

“Pantesan tak tunggu-tunggu live streamingnya kok enggak ada,” ujar Alimah SPd mengikuti ucapan putranya, secara khusus kepada Tribun Jogja, Selasa (3/10/2020) malam. Kepergian dalang Ki Seno memang membuatnya terpukul.

Sebab, selama ini, hanya Ki Seno Nugroho, dalang yang sering ia tonton pagelarannya di kanal YouTube.

Baca juga: Cerita Dibalik Munculnya Pengemar Ki Seno Nugroho Dipemakaman Mengenakan Topeng

“Setiap hari dia ngikutin pertunjukan Ki Seno. Pernah, kepingin nonton langsung tapi saya semayani besok kalau sudah enggak ada corona ya Le Azzam,” ucapnya lagi. Selama seharian kemarin, Azzam hanya mengikuti berita pemakaman Ki Seno.

Tangan kecilnya yang biasa memainkan wayang kulit, tak kuasa memegang koleksinya itu. Belum memegang, air di pelupuk matanya sudah jatuh membasahi pipi.

Status Whatsapp Azzam saat mendengar kabar dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia. (IST)

“Selang beberapa waktu, dia cari berita di internet, terus menginfo saya macam-macam, seperti ‘Bu tadi sore, Ki Seno itu masih gowes, tapi di jalan enggak kuat jadi minta dijemput pakai mobil’,” ungkap Alimah yang merupakan warga Pandak, Kabupaten Bantul itu.

Celoteh Azzam tidak berhenti sampai situ. Saat menonton pemakaman secara langsung, Azzam kembali bercerita banyak, termasuk tokoh Bagong dan Werkudoro yang ikut dikubur.

Baca juga: Ini Dia Profil Gadhing Pawukir, Anak Ki Seno Nugroho Yang Digadang-gadang Bakal Menjadi Penerusnya

“Dia nangis dan enggak tega pas lihat bapak mertua Ki Seno ngomong. Bahkan, dia bisa menceritakan ucapan bapak mertua,” katanya.

Kagumi Wayang Sejak Dua Tahun Lalu

Azzam, Bocah SD yang Menyukai Wayang karena Ki Seno Nugroho (IST)

Sejak 2018, Azzam memang sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia wayang. Persinggungannya dengan wayang kulit terjadi karena ia menonton pagelaran wayang Ki Seno Nugroho di tahun itu.

“Itu anak saya baru berumur 8 tahun dan pas ada tanggapan wayang Ki Seno, dia menonton di depan sendiri,” ucap Alimah mengenang masa lalu.

Awalnya, ia tidak mengetahui jika Azzam begitu suka dengan perwayangan. Justru, ketika pandemi Covid-19 mulai merebak, ketertarikan Azzam semakin terlihat.

“Di rumah, kami punya wayang dua, Semar dan Kresno dari kakek di rosokan. Dia kok suka mainkan itu wayang. Akhirnya, dia minta dibelikan wayang di dekat rumah,” bebernya.

Kata Alimah, putranya itu betul-betul tertarik tentang wayang kulit dan enggan jika dibelikan wayang yang dibuat dari kardus.

Baca juga: Profil Wayang Bima Yang Ikut Dikubur Bersama Ki Seno Nugroho,Tokoh Wayang Yang Mewakili Diri Ki Seno

“Saya sempat cari daring dan menemukan penjual wayang kulit di Pucung, Imogiri. Saya ajak Azzam pergi kesana dan minta wayang Pendowo dan Punokawan,” ungkap Alimah.

Rasa keingintahuan yang besar itu kemudian membawanya mengenal sosok Ki Seno Nugroho lebih dalam. Setiap hari, Azzam tidak pernah absen menonton wayang yang dibawakan Ki Seno dari kanal YouTube. Pagelaran bertajuk ‘Semar Bangun Kayangan’ menjadi salah satu kisah favoritnya.

Dari situ, Azzam mulai praktek menjadi dalang cilik. Ia sudah cukup luwes menjejer dan memegang wayang yang sudah ia beli.

Baca juga: Berkaca dari Ki Seno Nugroho, Kenali Gejala Awal Serangan Jantung Ketika Bersepeda

Azzam tak kuasa memeggang wayang kulit koleksinya saat mendengar dalang Ki Seno Nugroho meninggal (IST)

“Saya jembrengin kain putih di tembok. Dia sudah bisa cara pegang wayang sampai ngelakokke. Azzam banyak mengikuti gaya Ki Seno, sampai gaya perang yang banting ting, jothos tos, banting, jiwit, pengkal itu dia bisa,” tambah Alimah yang mengakui putranya bisa menirukan suluk Ki Seno.

“Bahasa Ki Seno itu kan mudah dipahami anak seusia Azzam, lucu dan bisa mengikuti gaya zaman sekarang,” ucapnya.

Sedikit demi sedikit, Azzam menyisihkan uang untuk beli wayang di Pucung. Saat Lebaran, uang yang ia dapatkan dari saudara-saudara juga untuk membeli tokoh-tokoh wayang lain, untuk melengkapi koleksinya.

“Saking sukanya, Azzam juga sempat meminta dibuatkan Bagong bercelana merah. Saya bisa jahit, jadi saya buatkan sendiri, meski kecil dan ayahnya yang membingkai. Dia minta semua kayak Ki Seno, sampai lampu hiasannya,” terang Alimah melanjutkan.

Tak berhenti di wayang, Azzam juga mulai meminta gamelan sebagai pengiring dari wayang yang ia miliki. Beruntung, ketika sang ayah ke Wonosobo, ada yang menawarkan gamelan, meski tidak lengkap.

“Kami beli, untuk mengiringi Azzam berlakon dalang,” ucapnya. Upaya Azzam dan orangtua melengkapi alat untuk pentas wayang tak berhenti sampai situ.

“Di bulan ini ada yang menawarkan alat dalang, lengkap karena dalang sebelumnya meninggal, saya beli juga,” kata Alimah.

Dukung Bakat Azzam

Sebagai orangtua, Alimah dan suaminya mendukung apa yang akan dipilih Azzam untuk jalan di masa depan. Terlebih, jika ia menyukai dunia pendalangan dan ingin menggelutinya lebih dalam.

“Kami itu sebenarnya kaget Azzam bisa mendalang hanya karena sering melihat video Ki Seno. Sekeluarga kami tidak begitu paham, tapi kami mendukung apa yang ingin ia lakukan,” kata Alimah.

Ia hanya berpesan kepada Azzam agar tidak melupakan sekolah dan tidak menirukan jika ada beberapa kata yang tidak sopan di YouTube.

Jika ada waktu, tempat dan tenaga, keluarga Azzam juga mau menggelarkan pagelaran wayang kecil-kecilan untuk Azzam agar bakatnya bisa semakin terasah.

“Jujur, saya bingung setelah Ki Seno meninggal. Sejauh ini, Azzam itu hanya suka Ki Seno. Mungkin untuk sementara, karena video Ki Seno cukup banyak di YouTube, jadi ya itu dulu,” tutup Alimah menyelesaikan cerita.

 ( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Berita Terkini