Deformasi Terbaru Gunung Merapi, BPPTKG Yogyakarta Sebut Ada Pemendekan Jarak Tunjam 2 Sentimeter

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kubah lava Gunung Merapi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Erupsi Gunung Merapi terbaru pada 21 Juni 2020 lalu menimbulkan dampak pada tubuh Gunung Merapi yang mengalami deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung tersebut.

Deformasi Gunung Merapi pun masih terjadi hingga kini.

Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada periode 10-16 Juli 2020 deformasi Gunung Merapi menunjukkan adanya pemendekan jarak tunjam sekitar 2 cm.

“Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM (electronic distance measurement) pada 10-16 Juli 2020 menunjukkan adanya pemendekan jarak tunjam sekitar 2 cm,” ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, saat dihubungi Tribunjogja.com, Senin (20/7/2020).

Gunung Merapi Alami Dua Kali Gempa Guguran pada Rabu Malam, Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta

Obyek Wisata Alam di Taman Nasional Gunung Merapi Akan Direaktivasi Kembali

Adapun deformasi Gunung Merapi yang terhitung sejak 22 Juni 2020 tersebut memiliki laju lebih kurang 0,5 cm/hari.

Sebelumnya, total deformasi yang terhitung sejak 22 Juni 2020 hingga 9 Juli 2020 ialah sebesar 7 cm yang terukur di sektor barat laut.

Deformasi ini, menurut Hanik, masih terbilang kecil dibandingkan deformasi sebelum erupsi 2010.

Oleh karena itu, potensi ancaman bahaya masih sama, yakni berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material akibat erupsi eksplosif.

“Rekomendasi jarak bahaya juga masih sama, yaitu dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi,” imbuhnya.

Tangkapan visual Gunung Merapi, Jumat (12/6/2020) pukul 06.04 WIB via PGM Babadan. (twitter BPPTKG)

Hanik menerangkan, deformasi yang terjadi di tubuh gunung merupakan salah satu tanda ada magma yang naik ke permukaan.

Namun, menurutnya masyarakat tidak perlu panik karena kenaikan atau keluarnya magma ke permukaan merupakan hal yang biasa terjadi di gunung api aktif.

Adapun terkait aktivitas kegempaan, pada periode 10-16 Juli 2020, kegempaan Gunung Merapi tercatat 11 kali gempa hembusan (DG), 2 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 8 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 46 kali gempa fase banyak (MP), 3 kali gempa low frekuensi (LF), 15 kali gempa guguran (RF), dan 20 kali gempa tektonik (TT).

“Intensitas kegempaan pada minggu ini relatif lebih rendah dibandingkan minggu lalu,” imbuh Hanik.

BPBD DIY Mulai Rencanakan Skema Mitigasi Merapi di Tengah Pandemi Covid-19

BMKG Sebut Gempa Tektonik Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi

Adapun secara visual, berdasarkan laporan resmi BPPTKG, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.

Halaman
12

Berita Terkini