Dukuh Bintaran, Moh. Dwido mengatakan Sarmiskam sudah tinggal dikandang ternak sejak tahun 2010. Sebelumnya, dikatakan dia, Sarmiskam merupakan warga Bintaran namun pernah tinggal di Magelang.
"Di Magelang sana bekerja sebagai tukang becak," kata dia.
Sarmiskam sebenarnya sudah memiliki istri. Namun telah lama berpisah. Tidak dikaruniai anak. Semenjak pulang dari Magelang. Sarmiskam menetap dan tinggal di kandang ternak.
"Sebatang kara. Bapak dan ibunya sudah meninggal semua," tuturnya.
Keponakan Sarmiskam, Tyan Sugiarno, mengatakan pamannya itu semenjak dari Magelang sudah lama berpisah dengan istrinya.
Ia tinggal sendirian. Karena tidak memiliki rumah dan tanah.
"Setelah dari Magelang tinggalnya disini, dikandang kambing," ujar dia menjelaskan.
Berikut 5 fakta tentang Sarmiskam
1. Tinggal Sejak Tahun 2010
Sarmiskam merupakan warga asli Jambidan. Namun sebelumnya, ia sempat merantau dan tinggal di cukup lama di Magelang. Ia memutuskan pulang lagi ke Jambidan dan tinggal di kandang kambing.
Lelaki berusia 58 tahun itu termasuk warga kurang mampu. Tidak memiliki tanah dan rumah.
Di Jambidan, ia diminta oleh tetangganya, Sogiran, untuk mengurus kambing. Ia akhirnya mulai menetap dan tinggal di Kandang Kambing tersebut sejak tahun 2010.
2. Pernah Punya Rumah
Sebelum tinggal dikandang kambing, Sarmiskam sebenarnya pernah memiliki rumah. Bantuan untuk korban gempa tahun 2006 silam. Namun ia enggan menempati karena alasan terlalu bagus.
Rumah itu akhirnya telah tiada. Ia mengaku lebih nyaman dan memilih menetap di kandang ternak. Bersama empat kambing titipan dari tetangganya, Sogiran.