"Sebenarnya bukan soal kelebihan atau kekurangan (PNS), namun kita menganut prinsip Zero Growth," kata Anom.
Oleh karena menganut prinsip tersebut, maka yang pensiun harus diganti.
"Kalau yang pensiun ada 100 PNS, seharusnya ada penerimaan 100 ASN," terangnya.
Sedangkan untuk data pegawai yang pensiun hingga tahun lalu mencapai 2.400 orang. Namun, pada seleksi CPNS 2018, baru memperoleh 1.971 pegawai.
"Kan tidak semuanya terisi," katanya.
Sementara untuk tahun 2019 ini, jumlah pegawai yang pensiun berpotensi menyentuh angka 2.000.
"Kami masih terus melakukan tabulasi. Namun, untuk kepastian akhirnya, kami serahkan kepada KemenPAN-RB," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) rencananya akan kembali membuka lowongan kerja untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenpan RB) Setiawan Wangsaatmaja menyebutkan jumlah lowongan yang dibuka mencapai 254.173 ASN.
Untuk detailnya, 85.536 lowongan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan lowongan terbuka lebih banyak untuk Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yakni sebanyak 168.637.
“Kalau ditotal, kurang lebih formasinya saat ini untuk 2019 termasuk yang triwulan 1 ada 254 ribu,” ungkap Setiawan di Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019) dikutip dari wartakota.tribunnews.com.
Dari 254 ribu pegawai yang dibutuhkan, telah diseleksi 51.283 pegawai PPPK yang dilakukan pada triwulan I 2019.
Sama seperti perekrutan tahun-tahun sebelumnya, ada dua yang diprioritaskan yaitu tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.
"Kami prioritaskan untuk dua tenaga yaitu pendidikan dan kesehatan, itu pertahunnya bisa (dibutuhkan) 100 ribuan paling tinggi diantara yang lain,” kata Setiawan.
Dalam penyeleksian, Setiawan memastikan kalau penilaian tetap berdasarkan kualitas dan dilakukan dengan sistem komputer yang dinilai paling fair bagi pelamar.
“Kami tetap mempertimbangkan kualitas terutama untuk dari umum adalah betul-betul fair dan bisa diikuti sebagaimana seleksi sebelumnya,” ujar Setiawan. (*)