أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari penyembelihan dan hari sesudahnya.” (HR. Ahmad, An-Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ath-Thabarani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Abu Nu’aim al-Asbahani. Dinyatakan shahih oleh Al-Arnauth dan Al-Albani).
Baca: Puasa Sunnah Arafah Memiliki Banyak Keutamaan, Seperti Inilah Lafaz Niat dan Waktu Menjalankannya
Baca: Inilah Niat dan Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha
Baca: Hukum Melaksanakan Puasa Putih di Hari Tasyrik setelah Idul Adha, Begini Penjelasannya
6. Induk berbagai ibadah terkumpul pada hari-hari tersebut.
Al-hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari mengatakan,
“Nampaknya hal yang menyebabkan keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada hari-hari tersebut, yaitu shalat, shaum, sedekah, dan haji. Hal itu tidak mungkin terkumpul pada hari-hari yang lain.”(TribunStyle.com/Rifan Aditya)