Dokter Boyke Bicara Bahaya Seks Bebas di Yogyakarta
Seminar tersebut dihadiri sekitar 2.300 peserta baik dari mahasiswa maupun pemuda yang ada di Yogyakarta.
Penulis: Tantowi Alwi | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Boyke Dian Nugraha atau yang biasa disapa Dokter Boyke, berbicara mengenai kesehatan reproduksi termasuk juga topiknya tentang kanker rahim dan bahaya seks bebas, Minggu (24/12/2017).
Dokter Boyke dalam kesempatan tersebut berbicara dalam Seminar Motivasi Nasional Wirausaha dan Kesehatan Se-Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Komunitas Sukses Muda Indonesia bekerjasama dengan UKMku (Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan UNY).
Seminar tersebut dihadiri sekitar 2.300 peserta baik dari mahasiswa maupun pemuda yang ada di Yogyakarta.
"Fenomena bahwa seks bebas itu bukan hanya dapat mengakibatkan hamil di luar nikah saja, bukan hanya penyakit kelamin saja, tetapi yang kita takutkan adalah juga ada kanker serviks," kata Dokter Boyke.
Ia juga melanjutkan terutama Yogyakarta sejak dulu terkenal sebagai daerah yang sering adanya kumpul kebo.
"Oleh karena itu hari ini saya akan menyampaikan topik bagaimana pria dan wanita menjaga kesehatan reproduksinya ketika nanti hamil dan seterusnya akan melahirkan generasi yang sehat," kata Dokter Boyke.
Menurutnya, Jogja terlalu banyak kos-kosan dan beberapa faktor yang lain sehingga fenomena hubungan seks di luar nikah itu dianggap sesuatu hal yang biasa.
"Berbagai macam penelitian menunjukkan bahwa Jogja itu yang usia 14-21 tahun sudah melakukan hubungan seks di luar nikah, bahkan katanya lebih tinggi dari Jakarta yang sekitar 53% sudah berhubungan seks di usia yang sama," lanjutnya.
"Selain kos-kosan kadang mereka juga mencari tempat tinggal yang bersama-sama dengan kondisi-kondisi seperti itu akhirnya ada free sex, itu yang kita takutkan," ujarnya.
Sehingga menurutnya, perlu digencarkan tentang bahaya seks bebas.
"Makanya kita kasih tahu bahwa itu bukan hanya kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi ada penyakit kelamin dan HIV/AIDS, bahkan Jogja juga termasuk pusat narkoba. Itu juga harus diingatkan," tuturnya.
Menurut Dokter Boyke sebagian besar penularan HIV/AIDS juga melalui narkoba.
"Bahkan mencapai 30% di Jakarta. Di Jogja juga kurang lebih sama," ujarnya. (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											