Penataan PKL Lapangan Pemda Sleman, Pedagang Dilarang Jual Beli Lapak

Pemerintah Kabupaten Sleman menegaskan agar pedagang mematuhi aturan bersama, satu di antaranya dilarang ada jual beli lapak.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Ahmad Syarifudin
UNDIAN LAPAK: Disperindag Sleman mengundang ratusan PKL yang berjualan di Lapangan Pemda Sleman untuk sosialisasi sekaligus pengundian lapak, di Aula Badan Kesbangpol Sleman pada Selasa (19/8/2025). Dalam kesempatan itu, pedagang yang telah terdata mendapatkan fasilitas sticker dan ID Card sebagai tanda pengenal. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di Lapangan Pemda Sleman mulai ditata pekan ini untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi pedagang maupun pengunjung. 

Dalam penataan ini, Pemerintah Kabupaten Sleman menegaskan agar pedagang mematuhi aturan bersama, satu di antaranya dilarang ada jual beli lapak. 

"Jangan ada jual beli lapak. Kalau sudah tidak mau jualan, tinggal melapor ke kami, nanti akan kami ganti agar di tempati pedagang yang lain. Karena yang antre mau jualan banyak," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Tradisional, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Raminta saat sosialisasi dan pengundian lapak PKL, selasa (19/8/2025). 

Kegiatan sosialisasi dan pengundian lapak ditunjukkan kepada ratusan pedagang Lapangan Pemda Sleman baik yang tergabung dalam paguyuban maupun non paguyuban.

Raminta mengungkapkan, pendataan awal pada 15 Januari 2025, terdapat 260 pedagang.

Data tersebut kemudian divalidasi dan pada 21 Juli 2025 menjadi 242 PKL dengan rincian 145 pedagang yang tergabung paguyuban dan 97 pedagang non paguyuban. 

Ratusan pedagang, yang diperbolehkan jualan di hari Jumat, Sabtu dan Minggu tersebut ditata.

Pemerintah memberikan fasilitas ID card, stiker lapak dan diundi untuk mendapatkan fasilitas lapak berukuran 2x2 meter.

Posisi lapak diatur di bagian sisi selatan dan sisi utara lapangan. Sedangkan sisi timur dan sisi barat tidak diperbolehkan untuk berjualan. Sebab dikhawatirkan mengganggu arus lalu lintas. 

"Trotoar juga tidak boleh untuk berjualan, karena buat jogging track. Buat olahraga masyarakat," katanya. 

Pedagang mulai menempati lapak sesuai penataan pada Jumat pekan ini. Mereka diharapkan bisa menempati lapak sesuai dengan undian masing-masing.

Satu pedagang hanya diperbolehkan mendapat satu lapak dengan ukuran yang sama. Dilarang berjualan memakai kendaraan, terutama mobil.

Bagi pedagang yang menggunakan mobil maka diminta untuk droping barang di lapak sedangkan kendaraannya harus diparkir di kantong parkir yang telah disediakan. 

Pedagang diharuskan menjaga kebersihan dan hanya diperbolehkan berjualan mulai pukul 06.00 - 11.00 WIB siang. 

"Sorenya, belum kami atur. Kan menata tidak bisa sim salabim langsung jadi.Jadi menata dulu, buat hari Jumat Sabtu dan Minggu, kemudian dipantau perkembangannya bagaimana, kemudian kalai ada komplin perbaikan, ya dievaluasi," kata Raminta. 

Sementara itu, Staf Seksi Pengendalian dan Operasional Lalulintas, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Sri Barata berharap pedagang bisa menjaga ketertiban dengan memarkirkan kendaraannya di tempat yang disediakan.

Menurut dia, kantong parkir Lapangan Pemda bisa menggunakan parkir kantor Bappeda Sleman, dan Dinas Kesehatan. Jika kurang maka bisa menggunakan parkir depan rumah dinas Bupati Sleman

"Pedagang datang, loading barang, kemudian kendaraan diparkir di kantong-kantong yang disediakan. Jangan ada kendaraan yang terparkir di badan jalan," katanya. 

Sebagimana diketahui, penataan PKL Lapangan Pemda dilakukan pemerintah untuk menghadirkan suasana yang lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat. Melalui penataan pedagang, diharapkan dapat meningkatkan estetika kawasan serta memberikan ruang yang lebih baik, bagi pedagang maupun pengunjung. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih sebelumnya mengatakan, selain membuat pengunjung lebih nyaman, penataan PKL Lapangan Pemda Sleman juga penting supaya tidak ada praktik jual beli lapak. 

"Kami mengantisipasi jangan ada jual beli lapak di antara PKL. Jadi kami harus memastikan si A menempati di situ, besok ya si A. Jangan si A dapat izin dari kami, kemudian dijual, nah ini kami antisipasi. Kemudian di bagian trotoar, kami juga ingin pastikan bebas pedagang," kata Mae.(*) 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved