Ratusan PKL di Lapangan Pemda Sleman Mulai Ditata

Untuk menghadirkan suasana yang lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat, Pemkab Sleman telah mengambil langkah penataan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
PKL - Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan di seputar lapangan Pemda Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Setiap akhir pekan, Lapangan Pemda yang berada di pusat Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sleman ramai dibanjiri oleh Pedagang Kaki Lima (PKL).

Untuk menghadirkan suasana yang lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat pemerintah telah mengambil langkah penataan.

Melalui penataan para pedagang diharapkan dapat meningkatkan estetika kawasan serta memberikan ruang yang lebih baik, bagi pedagang maupun pengunjung. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, mengatakan proses penataan diawali dengan pendataan pedagang di blok selatan maupun utara sejak Januari 2025.

Jumlahnya ada sekira 260 pedagang. 

Mereka akan ditata agar menempati lapak di lokasi yang disediakan, yaitu masing masing dua saf di jalan bagian utara dan selatan.

Jalan bagian timur dan barat diperuntukkan untuk jalan. 

"Nanti kami tata agar tidak ada yang lebar banget lapaknya. Gak ada yang kecil sekali," kata Mae, Jumat (15/8/2025). 

Sejauh ini Disperindag sudah berkomunikasi dengan pedagang lewat ketua paguyuban, maupun kelompok- kelompok pedagang yang tidak tergabung paguyuban.

Semua pedagang tersebut, untuk menentukan lapaknya, akan diundi.

Baca juga: Ratusan Siswa di Sleman Keracunan: Polisi Periksa Penyedia Menu, MBG di 3 Sekolah Disetop Sementara

Menurut Mae, penataan fasilitas tempat bagi pedagang ini sesuai rencana akan dikelompokkan per paguyuban. 

Misalnya, ada paguyuban beranggota 50 pedagang maka tempatnya akan disatukan. 

Sejauh ini, penataan PKL lapangan Pemda Sleman masih tahap finalisasi jumlah pedagang.

Proses ini membutuhkan waktu cukup lama karena pedagang yang berjualan di lapangan Pemda Sleman berbeda-beda tiap harinya.

Misalnya, ada pedagang yang hanya berjualan di hari Jumat. Kemudian ada juga pedagang yang berjualannya di hari Sabtu dan Minggu. Ada juga yang Jumat, Sabtu dan Minggu. 

Pemkab Sleman mendata pedagang yang jualan di tiga hari tersebut.

Tujuannya selain membuat pengunjung lebih nyaman, penataan pedagang juga penting supaya tidak ada praktik jual beli lapak. 

"Kami mengantisipasi jangan ada jual beli lapak di antara PKL. Jadi kami harus memastikan si A menempati di situ, besok ya si A. Jangan si A dapat izin dari kami, kemudian dijual, nah ini kami antisipasi. Kemudian di bagian trotoar, kami juga ingin pastikan bebas pedagang," katanya. 

Seorang pedagang Lapangan Pemda Sleman, Akbar Maghribi Al Huda setuju dengan penataan yang sedang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman.

Sebab, penataan pasti dilakukan demi kebaikan pedagang dan pengunjung.

Apalagi, di momen tertentu, pedagang jumlahnya cukup banyak bahkan sempat menutupi akses jalan di bagian timur yang membuat armada pemadam kebakaran sempat kesulitan. 

"Saya setuju, karena kalau penataan lebih bagus. Pedagang bisa ditata agar tidak bikin macet,"kata Akbar. 

Pedagang Bakso Coy itu mengaku sudah lebih kurang 3 bulan berjualan di Lapangan Pemda Sleman. Ia berjualan hampir setiap hari.

Namun paling ramai menurutnya di hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

Sejauh ini, dirinya mengaku belum masuk menjadi anggota Paguyuban.

Ia berharap, meskipun belum menjadi anggota namun tetap diberi kesempatan agar mendapatkan lapak hasil penataan. 

"Harapan saya, pengen bisa ikut ke data supaya dapat space. Karena saya belum ada paguyuban. Sebenarnya pernah ingin masuk jadi anggota paguyuban, tapi katanya sudah penuh," kata warga Sendangadi itu.(*) 
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved