Petugas Damkarmat Kota Yogya Asah Keterampilan Penanganan Ular Bareng Exalos

Taokhid mengungkapkan, meski sudah terbiasa dalam melakukan penanganan ular, latihan untuk mengasah skill tetap dianggap penting.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Dok. Dinas Damkarmat Kota Yogya
TANGANI ULAR: Petugas Dinas Damkarmat Kota Yogya saat mengasah keterampilannya dalam penanganan ular, Rabu (15/8/25). 

TRIBUNJOGJA.COM - Para personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mengasah keterampilan dalam penanganan ular.

Yakni, melalui latihan bersama yang berlangsung di Mako Induk, Kompleks Balai Kota Yogyakarta, pada Rabu (13/8/25) lalu, dengan menggandeng narasumber dari Exalos (Exotic Animal Lovers).

Exalos merupakan komunitas rescuer dan edukator satwa berbahaya, khususnya ular, yang anggotanya juga sering melakukan evakuasi dan penanganan.

Kepala Dinas Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid, mengungkapkan, meski sudah terbiasa dalam melakukan penanganan ular, latihan untuk mengasah skill tetap dianggap penting.

Terlebih, pada tahun ini, permintaan evakuasi ular masih menjadi salah satu layanan yang paling banyak diminta oleh masyarakat di Kota Yogyakarta.

"Permintaan evakuasi ular banyak terjadi, khususnya ketika musim penghujan atau bisa juga saat panas yang sangat terik," katanya, Jumat (15/8/25).

Ia memaparkan, berdasar data terakhir per Juli 2025, Dinas Damkarmat Kota Yogyakarta sudah melakukan 86 kali evakuasi ular di permukiman warga sepanjang tahun ini.

Permintaan evakuasi ular merupakan layanan terbanyak kedua yang diminta masyarakat, setelah evakuasi sarang tawon sebanyak 150 kali. 

"Dengan mendapat penguatan dari latihan evakuasi ular, diharapkan kemampuan evakuasi seluruh personel semakin merata, serta mendapatkan metode yang paling tepat dan aman," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Exalos, Janu Wahyu Widodo pun menjelaskan berbagai materi, mulai pengenalan ular berbisa, cara evakuasi, hingga penanganan jika tergigit ular. 

Menurutnya, untuk mengenali ular berbahaya, paling tidak personel harus hafal dengan deretan spesies yang biasa muncul di Kota Yogyakarta, seperti ular kobra, ular hijau ekor merah, ular welang dan ular weling. 

"Selain dari bisanya, ular juga bisa berbahaya jika ukurannya besar, seperti piton yang bisa membelit dan menggigit kuat. Tapi, sebenarnya mayoritas ular tidak berbahaya, hanya sebagian kecil yang berbahaya," cetusnya.

Menu praktik penanganan ular berbisa jenis kobra pun diberikannya untuk para personel Dinas Damkarmat Kota Yogyakarta dalam latihan tersebut.

Mulai dari cara sederhana menggunakan toples atau botol untuk menangkap ular kecil, hingga cara yang membutuhkan teknik dan alat standar seperti hook atau grabstick dan karung untuk menangkap ular kobra besar. 

Petugas juga belajar cara penanganan korban gigitan ular berbisa agar tidak menyebar, dengan melakukan imobilisasi bagian yang tergigit, untuk kemudian menunggu tim medis atau segera dibawa ke unit terdekat. 

"Venom ular menyebar melalui getah bening, cara menghambat penyebarannya adalah dengan mengurangi kontraksi atau mengurangi gerak," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved