Mas Jos

Bergandengan Tangan dan Bekerja Bersama Mas Jos

Mas Jos. Masyarakat Jogja Olah Sampah. Mengolah,  bukan membuang. Ini sebuah gerakan. Bergandengan tangan dan bekerja bersama Mas Jos.

Editor: ribut raharjo
Tribun Jogja
Mas Jos. Masyarakat Jogja Olah Sampah. Mengolah,  bukan membuang. Ini sebuah gerakan. Bergandengan tangan dan bekerja bersama Mas Jos. 

Bergandengan Tangan dan Bekerja Bersama Mas Jos

Oleh: Dokter Hasto

TRIBUNJOGJA.COM - Mas Jos. Masyarakat Jogja Olah Sampah. Mengolah,  bukan membuang. Ini sebuah gerakan. Bergandengan tangan dan bekerja bersama Mas Jos.

Mengolah itu bisa dimaknai sebagai kegiatan mengerjakan sesuatu untuk menggapai suatu hasil. Di sini tentu hasil yang memiliki manfaat.

Mengolah itu sangatlah dekat dengan kita. Terlebih para ibu yang senang beraktivitas di dapur. Memasak. Ya, mereka mengolah bahan mentah menjadi masakan lezat untuk disantap. Itulah mengolah.

Sedang membuang, sama halnya melepaskan, mencampakkan, melemparkan sesuatu yang dinilai tidak berguna lagi. Dilakukan secara sengaja, menggunakan tangan. 

Perilaku membuang juga sangatlah dekat dengan kita. Ini ketika diperhadapkan dengan sampah. Bahkan, ketika mendengar kata sampah disebut, terbayang benda yang  sudah tidak berguna. Karena tidak berguna, maka dibuang begitu saja. 

Padahal sesungguhnya tidak demikian. Banyak kisah sukses mengiringi orang-orang yang hidupnya bergelut dengan sampah. Mengapa? Karena mereka mengolah, layaknya apa yang dikerjakan ibu di dapur, yakni memasak. Kemudian mereka mengelolanya. 

Mereka memperlakukan sampah itu bak emas permata. Baginya, sampah teramat sangat sayang untuk dibuang. Bahasa anak muda sekarang, sampah bisa disulap menjadi cuan.

Untuk itu, kita bakal bareng bergandengan tangan, kerja bersama Mas Jos untuk mengolah ‘emas permata’ yang disebut sebagai sampah itu. 

Mengolah sisa makanan, mengelola plastik, kardus, daun kering dan berbagai barang yang disebut sebagai sampah.

Dampaknya akan terasa nyata. Ada pendapatan dari memilah sampah. Namun yang paling penting adalah timbulan sampah menjadi berkurang. 


Wajah Kota Yogyakarta pun semakin berseri. Semua merasa senang, ada kebahagiaan, karena sampah tak lagi menyampah.

Tidak mudah memang. Namun harus dimulai dengan mengelola sampah dari hulunya. Dari produsen yang setiap hari memproduksi sampah. 

Dari rumah kita sendiri. Ada rumah tangga, hotel, kafe, restoran, warung makan, rumah sakit, industri, kampus, sekolah, tempat usaha dan lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved