Cerita Mahasiswa Asing di UNY Ikut Ngarit, Cari Pakan untuk Ternak di Seyegan Sleman
Melalui pengalaman langsung ini, mahasiswa asing tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga merasakan langsung kehidupan di pedesaan Indonesia.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemandangan tak biasa nan inspiratif terlihat di Kampung Emas Krapyak IX, Seyegan, Sleman, beberapa waktu terakhir.
Sekelompok mahasiswa asing dari berbagai negara yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) antusias belajar ‘ngarit’ atau memotong rumput untuk pakan ternak.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Kantor Internasional UNY, sebagai upaya memperkenalkan budaya lokal sekaligus membangun kedekatan dengan masyarakat desa.
Ini juga upaya untuk mewujudkan semangat ‘UNY Berdampak’, sebuah inisiatif universitas untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui berbagai program tri dharma perguruan tinggi.
Melalui pengalaman langsung ini, mahasiswa asing tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga merasakan langsung kehidupan di pedesaan Indonesia.
Program ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara, diantaranya Pakistan, Mesir, Sudan, Mozambik dan Madagaskar.
Keberlangsungan program ini juga sejalan dengan visi ‘DiktiSantek Berdampak’ yang diusung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Inisiatif ini mendorong pendidikan tinggi untuk tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa inovasi dan kegiatan akademik memberikan dampak positif dan relevan bagi kehidupan masyarakat luas.
Baca juga: UNY Gelar CBT untuk Seleksi Mandiri, Lebih dari 8.900 Peserta Perebutkan Kursi di Sejumlah Prodi
Sekretaris Kantor Internasional UNY, Prof. Anita Triastuti menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa asing tentang kearifan lokal dan kehidupan bermasyarakat di Indonesia, sejalan dengan tujuan ‘UNY Berdampak’.
“Melalui program ini, kami ingin mereka tidak hanya mengenal Indonesia dari buku, Kegiatan ini sebagai salah satu bagian dari pengenalan Kampung Emas UNY terhadap mahasiswa internasional, dengan harapan dapat dipraktikkan di negara asal" katanya, Senin (28/7/2025).
Kegiatan 'ngarit' ini hanyalah salah satu bentuk kecil dari interaksi mereka dengan masyarakat, yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan memperkuat kontribusi nyata bagi lingkungan sekitar.
Pengalaman ngarit ini lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ini adalah pelajaran langsung tentang kehidupan pedesaan, kearifan lokal, dan pentingnya gotong royong.
Banyak dari mereka yang mungkin baru pertama kali menginjakkan kaki di sawah, apalagi terlibat dalam pekerjaan seberat ini.
Mereka belajar tentang jenis-jenis rumput, cara memegang celurit dengan aman, dan bagaimana mengatur irama tubuh agar tidak cepat lelah.
Salah satu peserta, Samiliaqad mengungkapkan kekagumannya.
Ijazah Tak Kunjung Terbit, Ribuan Lulusan UNY Tersandera Administrasi, Ini Tanggapan Wakil Rektor |
![]() |
---|
Ini Dia Mahasiswa Asal Malang Peraih Skor UTBK 2025 Tertinggi se-UNY, Masuk Fakultas Teknik |
![]() |
---|
Kemarau, Saatnya Peternak Gunungkidul Kelola Pakan Alternatif dengan Fermentasi |
![]() |
---|
Cerita Fairuz, Maba UNY yang Baru Berusia 16 Tahun saat Perdana Kuliah |
![]() |
---|
12 Ribu Mahasiswa Baru UNY Ikuti PKKMB, Bekal Nilai Karakter dan Integritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.