Perahu Nelayan yang Bersandar di Pantai Baron Gunungkidul Rusak Diterjang Gelombang Tinggi

Akibatnya, beberapa kapal mengalami kerusakan pada bagian badan hingga katir (penyeimbang kapal). 

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com/Nanda Sagita
PERAHU NELAYAN: Foto dok ilustrasi. Penampakan sejumlah kapal nelayan saat bersandar di Pantai Baron, beberapa waktu lalu 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -Sejumlah perahu nelayan yang bersandar di Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang laut yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Gelombang laut tinggi yang melanda kawasan pesisir selatan Yogyakarta, termasuk Pantai Baron, menyebabkan perahu-perahu yang sedang bersandar terseret  hingga ke tepi dan saling bertabrakan.

Akibatnya, beberapa kapal mengalami kerusakan pada bagian badan hingga katir (penyeimbang kapal). 

"Ombaknya besar sekali, pada Sabtu (19/7/2025) malam. Akibatnya, kapal yang sudah ditambatkan tetap saja terseret dan rusak. Sejauh ini, ada tiga kapal yang dilaporkan rusak, dua kapal mengalami rusak berat sedangkan satu kapal rusak ringan,"  ujar Kelompok Nelayan Pantai Baron, Mardi saat dikonfirmasi pada Minggu (20/7/2025).

Menurutnya, kondisi seperti ini sering terjadi setiap musim gelombang tinggi, terutama antara bulan Juni hingga Agustus.

Ia mengaku pasrah, karena meski perahu sudah ditambatkan dengan pengaman, tetap saja tak mampu menahan gempuran ombak.

“Kami sering pasang pengaman, tali, dan penahan. Tapi kalau ombaknya besar seperti ini, perahu tetap saja hancur. Sudah sering terjadi setiap tahun,” jelasnya.

Selain merusak perahu, gelombang tinggi juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada alat tangkap milik nelayan seperti jaring atau alat yang biasa disimpan di sekitar perahu, karena  ikut tersapu ombak atau robek karena terseret arus deras.

“Makanya, para nelayan harus mengamankan jaringnya agar tidak tersapu ombak," kata dia.

Dia berujar saat ini sejumlah nelayan memilih tidak melaut karena gelombang tinggi yang diprediksi terjadi, pada 18-21 Juli 2025 besok.

Di mana, berdasarkan prediksi BMKG ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 4 hingga 5 meter, kondisi ini berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran, perikanan, maupun wisata bahari.

"Selama libur melaut biasanya nelayan memilih beralih ke pekerjaan lain, seperti berdagang atau bertani. Mudah-mudahan cuaca ekstrem bisa segera berakhir agar nelayan bisa melaut lagi," terang dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi membenarkan adanya kerusakan sejumlah perahu nelayan di Pantai Baron, akibat diterjang gelombang tinggi, pada Sabtu malam.

"Dari pendataan yang dilakukan dilaporkan sebanyak 5 perahu mengalami kerusakan dengan rincian sebagai 1 perahu rusak berat, 3 perahu rusak sedang, dan 1 perahu rusak ringan," kata dia.

Dia berujar saat ini tengah melakukan 
inventarisir lebih untuk seluruh titik pendaratan ikan, termasuk kondisi perahu dan alat tangkap para nelayan.

Untuk selanjutnya akan diupayakan dukungan pembiayaan dari lembaga Keuangan perbankan maupun non perbankan.

"Kami data dulu melihat kondisi dan situasinya,  termasuk melihat kerusakan perahu para nelayan. Akan kami upayakan membantu pembiayaannya," tandasnya (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved