Timbunan Sampah di Kota Yogyakarta Mulai Tertangani Melalui UPS

Agus menjelaskan, di Kota Yogyakarta saat ini telah berdiri sekitar lima UPS yang bisa mengelola puluhan ton sampah dalam sehari.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Dewi Rukmini PILAH SAMPAH - Sejumlah pekerja sedang memilah sampah menggunakan mesin conveyor di TPS3R Nitikan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Sabtu (19/7/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyebut timbunan sampah sebanyak 190-200 ton di Kota Yogyakarta mulai tertangani lewat Unit Pengolahan Sampah (UPS) atau Tempat Pengelolaan Sampah reduce reuse recycle (TPS 3R).

Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala DLH Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, saat ditemui usai kunjungan Komisi XII DPR RI di TPS 3R Nitikan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, DIY, pada Sabtu (19/7/2025). 

"Timbunan sampah di Kota Yogyakarta kan 250-260 ton (per hari). Saat ini kami baru bisa mengolah sekitar 190-200 ton per hari (lewat TPS 3R). Jadi masih ada sekitar 50 ton yang belum idela diolah. Itu yang harus kami berusaha bagaimana bisa dikelola dengan baik," ucap Agus kepada Tribun Jogja, Sabtu (19/7/2025). 

Agus menjelaskan, di Kota Yogyakarta saat ini telah berdiri sekitar lima UPS yang bisa mengelola puluhan ton sampah dalam sehari.

Di antaranya UPS Nitikan yang bisa mengelola sekitar 60 ton sehari, UPS Kranon bisa mengolah 25-30 ton sampah, UPS Giwangan 25-30 ton, dan UPS Miri 12,5-15 ton sampah per hari. 

"Ada lagi UPS di Sitimulyo itu pengolahan dengan RDF dan insulator (pembakaran). Untuk RDF bisa menangani sekitar 25-30 ton, kalau pembakaran sudah mulai berjalan yang baru, kurang lebih bisa menangani 50-60 ton sampah," katanya. 

Kendati demikian, pihaknya masih terus berupaya mencari solusi agar bisa menyelesaikan sekitar 50 ton sampah per hari yang belum terkelola di Kota Pelajar.

Baca juga: Anggaran Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta Menipis, Legislatif: Buka Kran Investasi

Satu cara yakni menggerakan masyarakat di tingkat hulu agar meminimalisir sampah yang akan dibuang ke depo atau TPS.

Masyarakat pun diminta agar memilah dan memilih sampah yang akan dibuang. 

"Kalau masyarakat bisa memilah sanpah, maka yang masuk ke penggerobak atau transporter harus sudah terpilah. Hal itu bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke depo, tersebar di 14 kelurahan se-Kota Yogyakarta," jelas dia. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, mengungkapkan saat ini Pemkot Yogyakarta sedang menjajak kesepakatan dengan Pemkab Bantul dan Sleman untuk kerjasama dalam pengolahan sampah.

Mengingat dua kabupaten itu yang memiliki lokasi yang lebih luas untuk bisa dimanfaatkan dalam pengolahan sampah.

"Yang kami harapkan dalam waktu dekat di (TPS) Bawuran. Kemarin sudah bertemu Bupati Bantul Pak Halim (Abdul Halim Muslih) untuk peningkatan di sana bisa menerima sampah dari Yogyakarta," paparnya.

"Selama ini kan baru 10 ton. Diharapkan nanti dalam waktu dekat sudah bisa naik 50 ton. Sehingga defisit sampah yang selama ini belum tergarap di Kota Yogyakarta bisa terselesaikan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved