SD Negeri Taraman Sleman Cuma Dapat Tiga Siswa Baru di SPMB 2025,  Pembelajaran Tetap Jalan

Pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SD tahun 2025 ini, SD Negeri Taraman hanya mendapatkan tiga murid baru.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
DOK. Freepik
ILUSTRASI - SPMB 2025 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - SD Negeri Taraman memiliki sarana prasarana (sarpras) yang relatif lengkap sebagai satuan pendidikan tingkat dasar.

Jumlah pendidik dan tenaga kependidikannya (PTK) juga memadai, meskipun sebagian masih berstatus honorer.

Letak sekolah pun strategis, berada di Jalan Raya Taraman, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman. 

Namun sekolah ini sepi peminat.

Pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SD tahun 2025 ini, SD Negeri Taraman hanya mendapatkan tiga murid baru.

Penyebabnya belum diketahui pasti.

Tetapi jumlah satuan pendidikan yang cukup banyak di seputar lokasi tersebut menjadi satu di antara faktornya.

Misalnya di sebelah timur terdapat SD Negeri Sukomulyo dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Huda.

Di sebelah barat bersaing dengan SD Negeri Gentan dan MIN 2.

Sedangkan di utara, terdapat SD Sukoharjo bahkan juga berdekatan dengan SD Muhamadiyah 1 Ngaglik. 

Kepala SD Taraman, Patna Sutiwi, menyampaikan orangtua menyekolahkan anak terkadang bukan hanya faktor sekolah semata melainkan juga kecenderungan berbasis agama.

Ia menyebut ada anak dari Taraman yang justru sekolahnya di SD Muhamadiyah 1 Ngaglik yang lokasinya berada di Kelurahan Sukoharjo. Padahal jaraknya lumayan jauh.  

"Jadi mungkin itu salah satu faktornya. Di samping anak usia 6-7 tahun di zona SD Taraman, tidak terlalu banyak ya," katanya, kamis (10/7/2025). 

Baca juga: Pemkab Sleman Tutup Paksa Peternakan Babi di Tlogoadi

Kualitas pendidikan di SD Taraman terus ditingkatkan.

Bahkan saat ini disebelah barat sedang dibangun ruangan sebagai bagian dari peningkatan sarana dan prasarana. 

Patna mengungkapkan, meskipun kelas 1 hanya mendapat 3 siswa namun kelas atasnya ada yang mutasi sekira dua siswa.

Sehingga total jumlah siswa SD Taraman saat ini berkisar 45-47 siswa. 

Ia memastikan seluruh siswa mendapatkan pendidikan yang memadai.

Dirinya menampik kabar bahwa ada anak kelas VI SD Taraman yang masih belum bisa baca tulis hitung atau calistung.

Menurut dia, informasi tersebut tidak benar. Sejak dirinya masuk ke SD Taraman lima tahun lalu semua siswa kelas VI bisa calistung.

Ia menduga zaman dahulu ada yang seperti itu, tetapi sekarang faktanya seluruh kelas VI di sekolahnya sudah bisa membaca, menulis dan berhitung dengan baik. 

"Informasi yang itu dari mana, saya tidak tahu. Sekarang kalau yang ditanyakan kelas 6 semua sudah bisa cara tulis hitung. Yang kemarin lulus bisa cek. Semua anak yang melanjutkan ke SMP semua bisa calistung," katanya.

Tetap Jalan

Patna mengatakan, meskipun hanya mendapat tiga siswa baru di tahun ini, namun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dipastikan tetap berjalan.

Rencananya, besok guru dan tenaga kependidikan akan mulai menyiapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi murid baru.

Ia pastikan kegiatan belajar mengajar tetap akan berjalan meskipun jumlah siswa barunya relatif sedikit. 

"Mudah-mudahan tidak ada kendala," ujar dia. 

Baca juga: Dua SMP Negeri di Perbatasan Sleman-Klaten Kekurangan Siswa Baru, Ini Kata Disdik

Kepala Seksi Kelembagaan SD Disdik Sleman, Sartini, membenarkan bahwa jumlah anak usia masuk SD relatif sedikit, dan banyaknya jumlah satuan pendidikan yang saling berdekatan di seputar SD Taraman membuat jumlah pendaftar sedikit.

SPMB tahun ajaran 2025/2026 SD Negeri Taraman Sinduharjo hanya mendapatkan tiga siswa baru. 

"Apalagi banyak juga orangtua lebih memilih sekolah swasta berbasis agama. Dengan alasan penguatan di agamanya," kata dia. 

Kualitas Perlu Ditingkatkan

Peningkatan kualitas pendidikan menjadi tugas bersama.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto tidak menampik selain minimnya jumlah anak usia masuk SD, kecenderungan orangtua menyekolahkan ke sekolah swasta relatif tinggi karena kualitas sekolah swasta bagus.

Karena itu, kualitas mutu pendidikan sekolah negeri perlu ditingkatkan.

Ini menjadi tugas pemerintah pusat, pemerintah daerah termasuk dinas pendidikan.

Caranya dengan meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). Juga meningkatkan sarpras. 

"Guru itu kan ada kualitasnya. Makanya ini harus kita upayakan menuju ke arah yang kompeten, kapasitas dan kapabilitasnya baik. Sarpras juga ditingkatkan, mulai dari alat peraganya, sarana prasarananya, digitalisasinya, kata Adi. 

"Kalau sekolah swasta yang Yayasannya kuat, mereka menyediakan infrastruktur digitalisasinya kuat kuat. Sedangkan sekolah negeri, kan hanya mengandalkan APBN dan APBD. Tidak bisa menarik iuran dari siswa," imbuh dia.(*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved