Kasus Leptospirosis di Kota Yogyakarta Melonjak, Pehobi Memancing dan Pet Lovers Diminta Waspada

Dinkes Kota Yogyakarta mencatat, hingga bulan Juli 2025, terdapat 19 kasus leptospirosis, dengan enam di antaranya meninggal dunia.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ M Fauziarakhman
Grafis Leptospirosis 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebaran penyakit leptospirosis di Kota Yogyakarta sepanjang semester pertama 2025 menunjukkan peningkatat signifikan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat, hingga bulan Juli 2025, terdapat 19 kasus leptospirosis, dengan enam di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, berujar leptospirosis tidak hanya mengincar orang-orang yang beraktivitas di persawahan atau lokasi rentan lainnya.

Terutama, di kawasan perkotaan layaknya Kota Yogyakarta, masyarakat pehobi memancing atau mancing mania pun bisa saja tertular seandainya tidak berhati-hati.

"Tapi, tetap jangan takut mancing. Yang penting waspada, hindari kontak langsung dengan air atau tanah yang mungkin terkontaminasi urine tikus, serta cuci tangan setelah selesai mancing," tandasnya, Kamis (10/7/2025).

Kemudian, pehobi lain yang tak kalah berisiko dan diminta meningkatkan kewaspadaannya adalah para pemilik hewan peliharaan atau pet lovers.

Bukan tanpa alasan, di samping menyerang manusia, leptospirosis juga berpotensi menginfeksi hewan peliharaan layaknya anjing atau kucing.

"Kalau hewan kena, gejala dan ciri-cirinya sama seperti manusia, ada kekuningan, demam, kemudian urinnya juga mengandung bakteri," cetus Panggarti.

Baca juga: Enam Pasien Leptospirosis di Kota Yogyakarta Meninggal Dunia, Dinkes Paparkan Penyebabnya

"Jadi, dapat dibayangkan, kalau urinnya tikus kan sedikit, tetapi ketika menular ke hewan lain, kemudian terinfeksi, kencingnya ini bahaya juga," tambahnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau, ketika hewan peliharaannya sedang sakit atau mengalami luka, lebih baik dikandangkan agar tidak berkeliaran.

Langkah tersebut dinilai perlu, untuk menghindarkan pet bersentuhan langsung dengan titik-titik yang berpotensi terkontaminasi urine tikus.

"Yang memelihara hewan harus peduli. Kalau ada luka, jangan sampai berjalan di becek-becek. Lebih baik dikandang dulu, jangan biarkan berkeliaran. Tapi, kandangnya pun harus bersih," pungkas Panggarti. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved